Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

5 Pandangan Soal Komentar Saut Situmorang pada HMI

17 Mei 2016   12:07 Diperbarui: 17 Mei 2016   12:09 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
HMI Akhirnya Laporkan Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang, ke Bareskrim Mabes Polri. Tribunnews,com

Bahkan, Mawalu menjabarkan ada banyak nama politikus mantan aktivis HMI yang terlibat kasus korupsi. Nama-nama tersebut adalah; Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng, Akbar Tanjung, Bustanul Arifin, Beddu Amang, Wa Ode Nurhayati, dan Zulkarnaen Djabbar.

3. 'Ketidaksadaran' Saut Situmorang

HMI Akhirnya Laporkan Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang, ke Bareskrim Mabes Polri. Tribunnews,com
HMI Akhirnya Laporkan Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang, ke Bareskrim Mabes Polri. Tribunnews,com
Sebuah artikel menarik ditulis oleh Taufiq Pasiak. Ia menganalisa ucapan yang terlontar dari Saut Situmorang dan menghubungkannya dengan teori psikologi.

Menurut Taufiq, yang diucapkan oleh Saut ini adalah sebuah spontanitas yang tidak berdasarkan kesadaran. Hal ini disebut automatic by acting the repetition (menjadi otomatis karena dilakukan berulang-ulang).

Automatic by acting the repetitionini merupakan cara pembentukan kebiasaan manusia yang oleh para psikolog disebut habit loop.Untuk terbentuknya habitini, maka dibutuhkan 3 komponen penting: tanda atau isyarat (cue), pengulangan (routine) dan pengimbalan atau hadiah (reward).

Spontanitas atau ‘ketidaksadaran’ dalam berucap atau berperilaku (beberapa buku teks sering mengistilahkan heuristik), terjadi karena 3 komponen itu berlangsung terus menerus.

Oleh karena itu, Taufiq menganggap bahwa ada kemungkinan ucapan yang dilontarkan oleh Saut Situmorang ini adalah ucapan yang sering diulang-ulang dalam pikirannya.

Untuk analisis lebih lengkap, Anda bisa membaca artikel karya Taufiq ini.

4. Ketika kosa kata "Oknum" Dilupakan Pak Saut Situmorang

KOMPAS.com/AYU RACHMANINGTYAS Aksi unjuk rasa dari Himpunan Mahasiswa Indonesia di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
KOMPAS.com/AYU RACHMANINGTYAS Aksi unjuk rasa dari Himpunan Mahasiswa Indonesia di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Dalam sebuah kegiatan penelitian, tidaklah bijak jika peneliti melakukan penggeneralisasian. Bahkan dosen metodelogi penelitian pun seringkali mengingatkan mahasiswa agar tidak melakukan hal ini.

Itulah yang dikatakan Thamrin Dahlan dalam ulasannya. Ia menilai bahwa Saut Situmorang adalah salah satu korban perilaku generalisasi ini. Pendapat menyamaratakan tabiat satu orang menjadi tabiat komunitas sungguh kesalahan yang fatal. Apalagi beliau adalah salah satu pimpinan KPK.

Satu hal yang paling penting yang dilupakan Saut adalah kata "oknum." Tidak boleh sembarangan menyamaratakan sesuatu peristiwa atau orang pada kejadian faktual. Pasti banyak orang, komunitas dan institusi yang merasa terganggu kredibilitas karena menyangkut pelecehan nama baik. Oleh karena itu harus hati hati ketika menggunakan pernyataan yang men generalisir satu perbuatan jahat.

Pernyataan yang mengeneralisir satu perbuatan pasti akan menyinggung kewibawan institusi, profesi atau komunitas. Maka gunakanlah kata sakti OKNUM maka anda akan terhindar dari hujatan .

5. HMI vs KPK? Saut Situmorang Tidak Salah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun