"Informasi di era media sosial membanjir. Kalau kita tahu banjir paling banyak isinya apa? Sampah. Sikap skeptis itu jadi saringan awal," ujar Wisnu dikutip dari Kompas.com
Senada dengan Andrey, Kompasianer Rosie Anna juga mengatakan bahwa memiliki banyak akun media sosial menjadi satu hal yang penting di era digital ini. Bahkan menurutnya, jika dilihat dari sudut pandang kebutuhan informasi maka media sosial adalah salah satu sumber yang bisa diperhitungkan.
"Dalam hal ini saya menganggap penting dari sudut pandang kebutuhan informasi yang objektif. Jika kita membutuhkan informasi yang objektif (sesuai dengan kenyataan) tentu kita tak bisa hanya percya pada apa yg disajikan oleh satu media saja," tulis Rosie.
Ia melanjutkan, terkadang informasi yang kita dapat dari media sosial A tidak menjadi representasi secara keseluruhan. Maka dibutuhkan pembanding semisal media sosial B. Karena itulah dibutuhkan beberapa akun media sosial yang berbeda.
Kendati demikian, tidak sedikit juga orang yang menyatakan bahwa memiliki banyak akun media sosial tidaklah penting. Contohnya Kompasianer Rizky C. Saragih. Ia menyatakan kontra pada pernyataan yang Kompasiana lontarkan.
Menurutnya, pada hakikatnya manusa adalah makhluk sosial. Namun lebih tepat apabila makhluk sosial itu diartikan sebagai manusia yang berkomunikasi dengan cara tatap muka secara langsung dan tidak setuju jika diartikan sebagai manusia yang memiliki banyak akun media sosial.
"Karena apa? Pendapat saya, semakin orang terlalu banyak memiliki akun media sosial akan semakin ia merasa nyaman dengan hanya 'bertatap muka' melewati jalur dunia maya. Niscayalah bersosialisasi dengan menggunakan sensor motorik yang menggerakan mulut dan tangan kita akan lebih efektif dan intim," tulis Rizky.
Media sosial memang seperti bermata ganda dan tajam. Satu sisi bisa dimanfaatkan untuk mencari informasi yang di butuhkan, di sisi lain malah bisa berimbas negatif dengan terlalu banyaknya informasi yang tersebar.
Memiliki pendapat serupa dengan Rizky, Jessica Pradipta juga tidak setuju dengan orang yang memiliki banyak akun media sosial. menurutnya, malah menjadi bumerang bagi diri sendiri dengan membuat penggunanya jadi anti-sosial.
"Saya setuju medsos itu penting, berperan memenuhi kebutuhan informasi dan komunikasi bahkan menyalurkan karya dan aspirasi. Namun sy kontra dengan kepemilikan akun medsos yang banyak. Selain jadi anti- sosial, cenderung pamer dan cari perhatian," tulis Jessica.
Ia menambahkan bahwa orang-orang sebaiknya memiliki akun media sosial sesuai kebutuhan saja. Jika terlalu banyak yang dimiliki tentu lebih banyak distorsi informasi yang akan menerpa pengguna. Dan ini bisa membuat pengguna tidak sadar dan malah terseret arus yang melenceng.