Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

5 Harapan untuk Bumi di Hari Bumi

27 April 2016   11:11 Diperbarui: 27 April 2016   11:24 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Hari Bumi. Sumber: tes.com

22 April diperingati sebagai Hari Bumi secara global. Pada tanggal ini secara serentak masyarakat dunia merayakannya. Mereka melakukan berbagai upaya untuk kembali menghijaukan Bumi.

Namun demikian jika berbicara soal Bumi, topik yang paling banyak diperbincangkan tentu mengenai kerusakan alam, pencemaran, dan segala hal tentang rusaknya yang kita tempati ini. Bukan soal bagaimana lestarinya lingkungan yang kita diami.

Tentu saja Bumi tengah berada dalam kondisi memprihatinkan. Eksploitasi dan penebangan dilakukan di mana-mana. Meski ada upaya penghijauan kembali, namun perbandingannya sangat jauh dibandingkan perusakannya. 

Tentu menyambut Hari Bumi ini ada harapan-harapan tersendiri untuk kembali melestarikan alam dan menjaga Bumi dari kerusakan. Dan berikut ini adalah 5 Harapan dari Kompasianer untuk Bumi tercinta ini.

1. Hari Bumi: Menanam Pohon, Menanam Kehidupan

sacramentoearthday-dana-gray-572039e6f67a61f8043dab3c.jpg
sacramentoearthday-dana-gray-572039e6f67a61f8043dab3c.jpg
Ilustrasi menanam. Sumber: sacramentoc.om

Sejak tahun 1970, manusia mendedikasikan satu hari setiap tahunnya untuk Bumi. Ya, tanggal 22 April secara global didedikasikan untuk kembali melestarikan alam dari kerusakan.

Tahun ini Hari Bumi mengambil tema Trees for the Earth. Tentu tema tersebut diambil untuk mengkampanyekan kegiatan penanaman untuk Bumi.

Menurut Cucum Suminar sebenarnya masyarakat sudah semakin peduli untuk menjaga dan melestarikan lingkungan. Buktinya beberapa perusahaan besar mengadakan gerakan menanam pohon secara berkala.

Selain itu warga dunia juga sudah semakin peduli dengan kebersihan udara di Bumi. Saat ini hampir setiap kota mengadakan Hari Tanpa Kendaraan Bermotor (car free day) untuk mengurangi emisi dan polusi.

Dari data yang didapat Cucum, sebanyak 7 juta orang tewas karena terpapar polusi udara. Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat dari tahun 2008. Bahkan WHO juga melaporkan bahwa satu dari delapan orang di seluruh dunia meninggal karena polusi udara.

Namun meski program berkala tersebut baik, akan jauh lebih baik lagi jika menjaga dan melestarikan Bumi atas kesadaran kita sendiri.

2. Hari Bumi : Sayangi Bumi, Lestarikan Kehidupan di Atasnya

alg-if-a-tree-falls-jpg-57203ad14f7a619505b20a81.jpg
alg-if-a-tree-falls-jpg-57203ad14f7a619505b20a81.jpg
Ilustrasi eksploitasi Bumi. theglobalreview

Tanah dikupas demi hajat hidup yang tak jelas. Lapis demi lapis tanah membentuk kubangan yang sungguh menyedihkan. Lantas berapa lama waktu yang dibutuhkan agar kubangan itu kembali menjadi hijau? Pertanyaan besar ini muncul dalam artikel yang ditulis Dinda Pertiwi.

Selain itu ada juga lahan lahan sawit yang dibuka dengan cara menebas begitu saja hutan belukar dengan cara yang tak elok, yaitu dengan membakarnya.

Menyayangi Bumi demi kelestarian hidup di atasnya dan membuat kerusakan di Bumi sebenarnya dilarang bahkan dalam agama. Karena Tuhan menciptakan semuanya dengan keberaturan untuk mencukupi hidup manusia dan seluruh makhluk hidup.

Lalu siapa yang salah? Menurut Dinda, memang sebaiknya tidak usah saling menyalahkan karena semua ada keterkaitan. Mulai dari pembuat kebijaksanaan, pengelola atau perusahaan yang mengeruk hasil perut Bumi.

Semua ini tentu akan kita wariskan pada anak dan cucu kita. Lalu jika kerusakan dibiarkan, apa yang kita wariskan nantinya? Lihat saja, ketika kemarau tiba padang debu tercipta. Ketika hujan tiba, petaka datang dengan sendirinya.

Manusia tidak bisa lagi bersikap egois hanya untuk kepentingan semata.

3. Hanya untuk yang Peduli dengan Bumi

earth-day-57203afbf47a61df0eba9a89.jpg
earth-day-57203afbf47a61df0eba9a89.jpg
Ilustrasi peduli Bumi. theglobalreview

Apa yang bisa kita lakukan untuk menyikapi makna Hari Bumi? Komapsianer Kaka Danang mengulas hal ini dalam artikelnya.

Memang menurut Danang, Hari Bumi tidak booming seperti hari raya atau hari nasional lainnya. Bahkan jika banyak yang tahu bahwa 22 April adalah Hari Bumi, kebanyakan masih tidak tahu apa yang akan mereka lakukan untuk menyikapinya.

Berdasarkan data, Indonesia adalah penyumbang sampah plastik terbesar ke dua di dunia. Lalu apa harus bangga dengan prestasi itu? Coba sekali-sekali lakukan percobaan dengan meletakkan gelas plastik bekas minuman. Apakah ada manusia yang sadar untuk membuang gelas plastik tersebut pada tempatnya?

Banyak jenis tempat sampah di Indonesia, tapi perlu diingat bahwa hampir keseluruhannya di dalam tempat sampah yang katanya organik dan anorganik atau plastik, kaca, kertas itu, ternyata isinya sama.

Tidak ada sampah yang benar-benar dimasukkan ke tempat yang seharusnya. Bahkan ketika sudah kita masukan ke tempat yang seharusnya pun, ada-ada saja yang kemudian mencampurkannya lagi. 

Dan pada akhirnya gerakan yang kita lakukan tersebut hanya bisa menyelamatkan estetika. Padahal yang sedang kita coba selamatkan adalah “Lingkungan”. Lalu apakah kita telah benar memaknai Hari Bumi dengan tindakan yang nyata dan berkelanjutan?

4. Hari Bumi, Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Bumi?

happy-earth-day-2013-by-dragofyre-d62levm-57203b33a0afbdb507301e5b.jpg
happy-earth-day-2013-by-dragofyre-d62levm-57203b33a0afbdb507301e5b.jpg
Ilustrasi. visitmontgromery.com

Bumi telah menyediakan beigut melimpah bagi kita, air, tanah, dan semua yang menyangga hidup. Tulis Susy Haryawan dalam artikelnya.

Semua itu diberikan alam tanpa adanya imbalan dari kita sebagai manusia. Namun tentu saja seharusnya ada tindakan-tindakan meskipun kecil yang bisa kita lakukan untuk tetap menjaga Bumi yang kita diami ini.

Pertama, manual versus listrik. Saat ini lebih banyak orang yang mengandalkan listrik. Contohnya hampir semua memilih pakai pompa air dan hampir tidak ada lagi yang menimba. Padahal dengan menimba, kita bisa tahu kondisi sumur secara baik sekaligus olah raga.

Kedua, lingkungan penuh dengan beton semen dan aspal. Sebenarnya bisa dilakukan kombinasi dengan tanaman. Contohnya di kota besar untuk keamanan bisa digunakan kombinasi tembok dan tanaman.

Ketiga, lebih memilih angkutan umum dari pada kendaraan pribadi. Selain pemborosan BBM, pencemaran udara juga lebih besar.

Keempat, tidak menggunakan pendingin udara. Lebih baik membuka jendela jika ruangan terasa gerah. Tentunya selain lebih hemat juga bisa menyehatkan.

Kelima, hemat listrik dan air. Misalnya dengan mencabut cahrger dari colokan jika tidak dipakai, mematikan lampu jika hari sudah terang atau bahkan hanya dengan mengganti kran yang bocor, kita juga sudah ikut melestarikan Bumi.

5. Hari Bumi, Hendak Berbuat Apa?

earthday-695x548-57203b80ec967388048b456f.png
earthday-695x548-57203b80ec967388048b456f.png
Ilustrasi Bumi. northbanknow.com

Berkali-kali Komapsianer Dhanang Dhave memutar lagu Ibu Pertiwi ciptaan Ismail Marzuki membuat ada rasa mendalam yang muncul. Lagu ini menurutnya sangat pantas untuk merenung di Hari Bumi.

Masih muncul dalam ingatan beberapa waktu lalu orang-orang menjemur baskom berisi air untuk menciptakan hujan. Masih juga ada dalam ingatan ketika kebakaran hutan yang masif terjadi di Kalimantan dan Sumatera. Bahkan menggemparkan dunia.

Hanya segelintir orang yang menikmati bencana ini, selebihnya hanya pesta pora para korporasi dan kaum kapitalis yang sengaja membakar untuk membuka lahan.

Bahkan menurut Dhanang, ada sebuah anekdot lucu di mana jika setiap pohon menghasilkan WiFi gratis maka orang-orang akan beramai-ramai menanam pohon. Padahal sudah jelas pohon bisa menghasilkan oksigen gratis sebagai penyokong utama kehidupan.

Jika mencari kambing hitam soal permasalahan lingkungan saat ini sangatlah mudah. Cukup bercermin pada diri sendiri. Apa yang sudah Anda lakukan untuk Bumi ini? Membuang sampah sembarangan, pemborosan energi, atau hanya diam saja saat ada yang melukai lingkungan.

Sudah ada banyak pahlawan lingkungan, tidak perlu lagi berlomba-lomba untuk menjadi pahlawan. Cukup menjadi pejuang untuk mengalahkan diri sendiri dan memenangkan ibu pertiwi dan Bumi.

---

Itulah sedikit harapan dari Kompasianer yang tertuang dalam beberapa artikel. Menjaga kelestarian sebaiknya bukan hanya ketika memperingati momentum Hari Bumi saja. Tetapi setiap hari agar kita dapat mewariskan Bumi yang lebih baik untuk anak dan cucu. (YUD)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun