Kelima, hemat listrik dan air. Misalnya dengan mencabut cahrger dari colokan jika tidak dipakai, mematikan lampu jika hari sudah terang atau bahkan hanya dengan mengganti kran yang bocor, kita juga sudah ikut melestarikan Bumi.
5. Hari Bumi, Hendak Berbuat Apa?
Berkali-kali Komapsianer Dhanang Dhave memutar lagu Ibu Pertiwi ciptaan Ismail Marzuki membuat ada rasa mendalam yang muncul. Lagu ini menurutnya sangat pantas untuk merenung di Hari Bumi.
Masih muncul dalam ingatan beberapa waktu lalu orang-orang menjemur baskom berisi air untuk menciptakan hujan. Masih juga ada dalam ingatan ketika kebakaran hutan yang masif terjadi di Kalimantan dan Sumatera. Bahkan menggemparkan dunia.
Hanya segelintir orang yang menikmati bencana ini, selebihnya hanya pesta pora para korporasi dan kaum kapitalis yang sengaja membakar untuk membuka lahan.
Bahkan menurut Dhanang, ada sebuah anekdot lucu di mana jika setiap pohon menghasilkan WiFi gratis maka orang-orang akan beramai-ramai menanam pohon. Padahal sudah jelas pohon bisa menghasilkan oksigen gratis sebagai penyokong utama kehidupan.
Jika mencari kambing hitam soal permasalahan lingkungan saat ini sangatlah mudah. Cukup bercermin pada diri sendiri. Apa yang sudah Anda lakukan untuk Bumi ini? Membuang sampah sembarangan, pemborosan energi, atau hanya diam saja saat ada yang melukai lingkungan.
Sudah ada banyak pahlawan lingkungan, tidak perlu lagi berlomba-lomba untuk menjadi pahlawan. Cukup menjadi pejuang untuk mengalahkan diri sendiri dan memenangkan ibu pertiwi dan Bumi.
---
Itulah sedikit harapan dari Kompasianer yang tertuang dalam beberapa artikel. Menjaga kelestarian sebaiknya bukan hanya ketika memperingati momentum Hari Bumi saja. Tetapi setiap hari agar kita dapat mewariskan Bumi yang lebih baik untuk anak dan cucu. (YUD)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H