[caption caption="Gubernur DKI Jakarta, Basuk Tjahaja Purnama. Sumber : megapolitan.kompas.com"][/caption]Ahok begitu fenomenal. Setidaknya seperti itulah kalimat yang dituliskan media dalam menilai Ahok. Gubernur DKI Jakarta yang kini masih menjabat ini memang tengah dielu-elukan publik. Masyarakat menilai kinerja yang ditampilkan Ahok harus dilanjutkan pada periode berikutnya. Mereka yang puas dengan kinerja Ahok kemudian memberikan dukungan agar mantan bupati Belitung ini bisa maju kembali dalam Pilkada 2017 mendatang. Tentu saja karena saat ini Ahok tidak berada dalam naungan partai mana pun, jalur independen menjadi alternatifnya.
Kendati mendapatkan banyak penilaian positif, tidak sedikit juga masyarakat yang menilai kinerja Ahok ini malah membuat penduduk DKI Jakarta merugi. Sikap dan ucapan yang kasar menjadi salah satu sasaran empuk untuk menjauhkan Ahok dari kursi kepemimpinan periode berikutnya. Banyak pakar juga yang menilai sikap keras Ahok ini bisa menjadi bumerang untuknya sendiri.
Memang setiap orang berhak mengemukakan pendapat untuk apa pun karena kita sedang berada di negara yang demokratis, termasuk menilai kinerja pemimpin masing-masing. Tetapi tentu saja harus dalam ranah yang bisa dipertanggungjawabkan dan tidak melewati batas aturan.
Akan sangat menarik jika kita melihat sosok yang "fenomenal" ini melalui sisi lain. Mereka yang mendukung Ahok merasa yakin bahwa jagoan yang diusungnya bisa melaju kembali di Pilkada dan pulang membawa kemenangan. Namun, bagaimana jika tidak? Faktor eksternal apa saja yang bisa menghambat Ahok dalam Pilkada DKI 2017? Lalu bagaimana sikap Kompasianer dalam melihat fenomena ini? Berikut ini adalah 7 faktor yang dapat menggagalkan Ahok di Pilkada DKI 2017 yang diambil dari topik pilihan Calon Gubernur DKI 2017.
1. Bila Musisi ini Maju Pilkada, Ahok Bisa Keok
[caption caption="Iwan Fals, salah satu legenda musik Indonesia. Sumber: entertaiment.kompas.com"]
Dia adalah musisi pelantun lagu Oemar Bakri. Ya, Iwan Fals, satu dari legenda musik Indonesia ini diyakini dapat mengalahkan Ahok jika ia mau masuk ke ranah politik. Menurut Bambang, kharisma Iwan Fals sampai sekarang belum ada yang menandingi. Musisi ini memiliki basis yang luar biasa luas, bukan hanya di Jakarta tapi juga Indonesia. Semisal Iwan Fals berani maju di Pilkada DKI Jakarta, baik melalui dukungan parpol maupun jalur independen sepertinya tidak akan ada yang mampu membendungnya.
2. Basis Suara Ahok Akan “Tercabik-cabik”
[caption caption="Charles Honoris. Sumber: kompas.com"]
Memang secara kualifikasi, Djarot dan Charles memiliki jam terbang yang cukup tinggi. Djarot yang saat ini tengah menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta tentu memiliki nilai tambah. Ia dinilai memiliki pengalaman dalam menangani masalah di Jakarta. Sedangkan Charles, ia adalah ketua DPD Taruna Merah Putih DKI Jakarta yang merupakan organisasi sayap kepemudaan PDI Perjuangan. Dinilai sebagai anak muda yang potensial, Charles kemudian ditunjuk menjadi Caleg PDIP tahun 2014.
Menurut Erno,pasangan Djarot-Charles adalah kombinasi tepat untuk melawan Ahok. Djarot memiliki banyak pengalaman dalam berpolitik, sedangkan Charles adalah anak muda potensial yang dapat memiliki sikap kepemimpinan tinggi. Karena itulah jika pasangan ini terwujud, diperkirakan basis suara Ahok akan terpecah.
3. Pemimpin Idaman Bukan dari Jalur Independen
[caption caption="Basuki Tjahaja Purnama maju sebagai bakal calon gubernur Pilkada DKI 2017 lewat jalur independen. Sumber: kompas.com"]
Menurutnya, selama ini belum ada calon independen yang mampu mengalahkan calon yang dipilih oleh parpol. Tentu saja ini dipengaruhi oleh jumlah suara sehingga seharusnya parpol tidak perlu khawatir akan kalah oleh calon independen. Secara tidak langsung, hal ini juga menyatakan bahwa Ahok bisa saja digagalkan untuk maju ke kursi DKI 1 jika parpol lebih fokus membina dan membentuk kader yang berkualitas dan sesuai harapan masyarakat.