[caption caption="Pawai Ogoh-ogoh di Surabaya. Sumber: tribunnews.com"]
Menurutnya, umat Hindu di sana memulai arak-arakan ini pada pukul 10 pagi. Ia mendengar suara dentingan gamelan khas dari Bali kemudian acara semakin ramai. Ia menilai banyaknya jumlah umat Hindu di Lampung dipengaruhi oleh adanya program transmigrasi yang dilaksanakan sejak dahulu oleh pemerintah Indonesia. Sehingga di Lampung menjadi tempat berkumpulnya berbagai suku dan agama dari seluruh penjuru Nusantara. Festival ogoh-ogoh itu juga menarik perhatian warga lainnya. Acaranya ramai dan terlihat khidmat. Semua rukun dan saling menghormati antar umat beragama. Mungkin inilah salah satu wujud kebhinnekaan yang terpancar dari satu daerah di Indonesia.
5. Ogoh-ogoh, Seni Patung Raksasa yang Mengagumkan
[caption caption="Pawai Ogoh-ogoh. Sumber: travel.kompas.com"]
Ogoh-ogoh menurut tulisannya adalah sebuah karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan alam semesta (bhu) dan waktu (kala) yang tidak terukur dan tidak terbantahkan. Bhuta kala digambarkan sebagai sosok raksasa yang menyeramkan. Patung Ogoh-ogoh yang diarak dan kemudian dibakar memilki tujuan untuk mengusir Bhuta Kala dari lingkungan sekitar. Oleh karena itu biasanya ogoh-ogoh memiliki bentuk yang besar dan menyeramkan.
Terlepas dari itu semua, menurutnya Ogoh-ogoh adalah salah satu karya seni yang patut untuk diapresiasi. Ogoh-ogoh dibuat dengan telaten dan memperhatikan estetika seni dengan sangat detail. Bahkan menurutnya saat ini di Bali sudah ada museum yang khusus menampilkan berbagai bentuk Ogoh-ogoh.
6. [Kampret Jebul 3] Dua Ogoh-Ogoh Diarak Keliling Kota Palangka Raya
[caption caption="Ogoh-ogoh dipersiapkan untuk diarak. Sumber: print.kompas.com"]
Laporan Gilang Rahmawati mengatakan sebuah upacara dilaksanakan di Catus Pata atau perempatan. Menurut informasi pemilihan tempat tersebut dilakukan agar umat Hindu selalu menempatkan diri di tengah dan agar selalu ingat posisi serta jati diri. Upacara ini digelar saat matahari tepat berada di atas kepala dan sangat mengundang perhatian warga Palangkaraya. Kemudian tepat pada pukul 16.00 dilakukan pawai Ogoh-ogoh. Dalam pawai iniliah kemeriahan begitu terasa. Tidak hanya warga Hindu, tetapi semua lapisan masyarakat ikut menikmati acara ini.
---
Hari Raya Nyepi mengajak manusia khususnya umat Hindu untuk menemukan kembali arah perjalanan sebagai pribadi maupun bangsa. Dengan Nyepi kita bisa bercermin, melihat dan mengoreksi segala kesalahan pribadi. Di balik syahdunya perayaan Nyepi dan keheningan, ada berbagai cerita menarik dan keindahan di dalamnya. Apalagi dibalut dengan toleransi antar umat beragama yang semakin membuatnya lebih indah. (YUD)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H