Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Punya Ulasan Seputar Film Nasional?

30 Maret 2016   16:33 Diperbarui: 1 April 2016   16:07 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Peringatan 66 Tahun Hari Film Nasional, 30 Maret 2016| Sumber: galamedianews.com"][/caption]Tahun 1900 adalah era di mana perfilman Indonesia dimulai. Berawal dari dibangunnya gedung bioskop pertama di Tanah Abang bernama Gambar Ideop. Produksi film Indonesia pertama sendiri baru dimulai pada 1926 dengan dibuatnya film bisu berjudul Loeteong Kasaroeng. Setelahnya geliat industri film di Indonesia semakin berkembang dan mencapai kejayaannya pada era 1980.

Namun, memasuki awal 90-an perfilman Indonesia menunjukkan penurunan secara signifikan. Penurunan tidak saja terjadi pada jumlah produksi film, tetapi juga berimbas pada minat para penikmat film. Perfilman Indonesia kala itu mati suri. Masuknya film luar yang didominasi film Hollywood dan berkembang industri televisi yang berkembang pesat waktu itu menjadi faktor utama kematian perfilman Indonesia.

Pasca mati suri selama satu dekade, perfilman Indonesia mulai menunjukan geliat kebangkitan pada awal tahun 2000. Munculnya film Petualangan Sherina dan Ada Apa Dengan Cinta yang meledak di pasaran seolah menumbuhkan harapan bahwa film Indonesia kelak akan kembali jadi raja di negara sendiri. Kini setelah enam belas tahun berlalu, puluhan bahkan ratusan film diproduksi dan tayang di jaringan bioskop Tanah Air dan jadi pelepas dahaga bagi para penikmat film.

Sayangnya, di tengah usaha keras para sineas film untuk mengembalikan kejayaan film nasional, sederet tantangan dan hambatan harus dihadapi. Bersaing dengan film produksi luar negeri menjadi tantangan terbesar yang jelas tidak dapat dipandang sebelah mata, selain itu kurangnya inovasi dalam proses produksi dan pemasaran juga menjadi persoalan tersendiri.

Dukungan untuk perfilman Indonesia jelas sangat dibutuhkan, tidak saja dari para pelaku industri film, tapi juga dari masyarakat penikmat film dan pemerintah sebagai pemberi kebijakan. Pada Hari Film Nasional yang jatuh pada 30 Maret ini, Kompasiana mengajak Kompasianer untuk menyuarakan opini, kritik, serta dukungan untuk perfilman Indonesia dalam topik pilihan Hari Film Nasional. Tambahkan label "Hari Film Nasional" dalam artikel terkait topik pilihan Hari Film Nasional. Selain itu, ikuti jajak pendapat kami dalam Pro-Kontra di sini. (NDY)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun