Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

10 Kesan dari Gerhana Matahari Total

2 April 2016   19:06 Diperbarui: 2 Juli 2019   12:32 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nyepi merupakan awal tahun pada kalender Saka. Kalender ini terbilang unik karena menggabungkan kalender matahari dan bulan. Menurutnya, kalender ini sangat konsekuen dalam menghitung satu tahun matahari "mengelilingi" bumi dan penentuan awal bulan berdasarkan posisi bulan yang mengelilingi bumi. Maka tahun baru Saka ditentukan saat matahari, bulan, dan bumi berada pada posisi yang bersamaan, tepat seperti gerhana matahari terjadi.

5. Nonton Gerhana Matahari Lewat Gambar Tulang Patah
Melihat gerhana dari foto patah tulang. Sumber: kompasianer Eddy Roesdiono
Melihat gerhana dari foto patah tulang. Sumber: kompasianer Eddy Roesdiono
Ada juga pengalaman unik dari Kompasianer Eddy Roesdiono saat melihat gerhana matahari. Meski di tempatnya tinggal tidak bisa menikmati gerhana matahari total, ia tetap menyambut fenomena ini dengan berbagai persiapan.

Sejumlah alat ia siapkan seperti Pinhole Box untuk memantau posisi bulan dan matahari. Yang unik adalah ada juga orang-orang yang menggunakan hasil foto X-ray (rontgen) untuk melihat posisi matahari. Ada juga yang menggunakan hasil foto X-ray pada bagian dada dan ada juga hasil foto tulang patah. Alhasil, ada masyarakat yang menikmati gerhana dengan latar tulang yang patah.

6. Keseruan Nonton Gerhana Matahari Total di Planetarium

Siapa yang tidak ingin menyaksikan fenomena langka ini? Setiap orang yang memiliki kesempatan tentu ingin melihat secara langsung kejadian alam 33 tahun sekali ini. Sama seperti Muthiah Alhasany. Gerhana matahari 9 Maret lalu menarik perhatiannya untuk menyaksikan secara langsung. Ia kemudian memutuskan untuk pergi ke Planetarium Jakarta.

Dalam laporannya terlihat bagaimana antusiasme warga Jakarta akan fenomena ini. Planetarium sangat ramai dan padat. Kemudian orang-orang semakin berebut panggung utama untuk mendapatkan pandangan terbaik saat gerhana terjadi. Laporan ini dikemas dengan sangat menarik dalam satu tulisan beserta dokumentasinya.

7. Di Balik Tampilan Google Doodle Gerhana Matahari di Atas Indonesia

Google Doodle gerhana matahari total. Sumber: Kompas.com
Google Doodle gerhana matahari total. Sumber: Kompas.com
Bukan hanya masyarakat yang menyambut gerhana matahari total ini. Google juga membuat variasi logo yang menarik sebagai ucapan selamat datang untuk fenomena alam ini. Abanggeutanyo menuliskan beberapa hal menarik pada logo Google saat gerhana matahari terjadi.

Ia menilai Google mampu membaca tema dan topik paling hangat, yaitu gerhana matahari total. Kemudian, animasi Google Doodle menceritakan bumi yang terlihat gembira dilindungi oleh teman setianya (bulan) dari sengatan matahari. Menurutnya, Google sangat piawai melihat tema yang sedang naik daun dan mengemasnya dalam konsep menarik.

8. Menatap Gerhana dari Puncak Tingtingon

ilustrasi teropong gerhana matahari. Sumber: rf.com
ilustrasi teropong gerhana matahari. Sumber: rf.com
Menghadapi fenomena langka yang terjadi dalam beberapa tahun sekali tentu kita ingin mengabadikan atau sekadar menyaksikannya di tempat terbaik dengan cara terbaik. Tri Lokon pun melakukannya. Untuk mendapatkan posisi terbaik melihat gerhana matahari total, ia mendatangi puncak yang sedang "ngetop" dibicarakan oleh warga Tomohon.

Nama bukit itu disebut Puncak Tingtingon, Rurukan Tomohon. Lokasinya tidak jauh dari Gunung Mahawu, Sulawesi. Menurut Tri, puncak ini menyerupai tempat wisata Tebing Keraton yang ada di Kota Bandung. Berdasarkan informasi, lokasi ini menjadi salah satu spot favorit para pemburu sunrise. Karena itulah ia memutuskan untuk melihat gerhana matahari di tempat ini.

Saat gerhana terjadi, hawa udara di sana berubah dingin dan sejuk. Pengunjung juga memperlihatkan reaksi yang bermacam-macam. Ada yang bercakap-cakap, berdoa, dan sebagainya.

9. Pengalaman Lalu Menjelang GMT 11 Juni 1983

33 tahun lalu pernah terjadi fenomena serupa. Gerhana matahari total melewati beberapa wilayah di Indonesia. Namun, saat itu sangat berbanding terbalik dengan kondisi sekarang. Daniel H.T. adalah salah satu saksi sejarah itu. Kala itu saat gerhana terjadi, Soeharto masih menduduki kepemimpinan tertinggi di Indonesia.

Ketika itu pemerintah menyerukan agar masyarakat tidak keluar rumah dan tidak memandang langsung gerhana karena dapat menyebabkan kebutaan. Suasana pun terasa begitu mencekam seolah ada bahaya mengancam. Menurut Daniel, ketika itu sumber utama informasi ini datang dari Menteri Penerangan Harmoko. Kondisinya sangat berbeda dengan sekarang. Informasi semakin terbuka, teknologi semakin maju dan masyarakat semakin cerdas. Hal itulah yang membedakan kondisi 33 tahun lalu dengan 9 Maret 2016.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun