Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Menakar Peluang 4 Bakal Cagub DKI: Yusril, Adhyaksa, Sandiaga Uno, dan Ahmad Dhani

26 Maret 2016   15:06 Diperbarui: 26 Maret 2016   15:07 3811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Beberapa nama bakal Calon Gubernur DKI Jakarta. Sumber : megapolitan.kompas.com"][/caption]Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta masih satu tahun lagi. Namun, hingar-bingarnya sudah terasa dari sekarang. Berbagai partai politik mulai menyiapkan bakal calon yang akan diusung untuk bersaing di Pilkada 2017 nanti. Berbagai manuver juga telah dilakukan untuk dapat menarik perhatian publik agar calon yang mereka usung bisa menjadi pilihan.

Bukan hanya calon dari partai politik, bakal calon yang bergerak secara independen juga turut memanaskan atmosfer pemilihan kepala daerah ini. Sebagai ibu kota negara, DKI Jakarta memiliki posisi khusus di mata publik. Selain menjadi pusat pemerintahan, kota ini juga menjadi pusat perhatian berbagai kalangan, karena kota inilah yang menjadi representasi Indonesia di mata dunia. Selama ini DKI Jakarta memiliki berbagai macam masalah yang sulit untuk ditemukan jalan keluarnya, misalnya banjir, kemacetan, kriminalitas yang tinggi, serta masalah-masalah lainnya yang menghantui penduduk Ibu Kota.

Oleh karenanya dibutuhkan sosok terbaik yang dapat memimpin Jakarta. Sosok ini harus memiliki segudang solusi agar Jakarta setidaknya dapat mengurangi permasalahan yang terjadi saat ini. Sejauh ini cukup banyak nama bakal calon yang diusung oleh partai politik untuk menghadapi pemilihan 2017 mendatang. Beberapa nama itu di antaranya adalah Yusril Ihza Mahendra, Adhyaksa Dault, Sandiaga Uno, hingga musisi Ahmad Dhani. Keempatnya memiliki latar belakang berbeda.

Yusril adalah seorang pakar hukum tata negara, politikus dan intelektual Indonesia. Sama seperti Yusril, Adhyaksa Dault juga memiliki latar belakang politik. Ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga yang kemudian digantikan oleh Andi Mallarangeng. Sedangkan Sandiaga Uno, memiliki latar belakang seorang pengusaha. Dan Ahmad Dhani, kita semua tahu bahwa ia adalah seorang musisi andal di negeri ini.

Akan sangat menarik jika kita mencoba menakar 4 bakal calon pemimpin DKI Jakarta ini. Tentu saja Kompasianer juga memiliki berbagai opini tentang Yusril, Adhyaksa, Sandiaga Uno, dan Ahmad Dhani. Berikut ini adalah opini Kompasianer mengenai kelayakan 4 bakal calon Gubernur DKI Jakarta menurut opini mereka masing-masing yang diambil dari topik pilihan Calon Gubernur DKI 2017.

Yusril Ihza Mahendra

[caption caption="Yusril Ihza Mahendra menjadi bakal calon Gubernur DKI Jakarta. Sumber : nasional.kompas.com"]
[/caption]1. Jika Yusril Menang, Mampukah Perbaiki Jakarta?

Jakarta adalah ibarat hutan belantara. Hukum rimba berlaku di sini, dia yang kuat dia yang bertahan. Pepatah ini juga berlaku untuk seorang pemimpin Jakarta. Dia yang tidak bisa menjadi "harimau" tidak akan bisa mengendalikan dan mengatasi berbagai masalah yang terjadi di kota ini. Sebagai salah satu bakal calon, tentu ada banyak pihak yang mempertanyakan kemampuan Yusril untuk memimpin. Jika dilihat dari latar belakangnya, memang beliau pernah menduduki jabatan tinggi di masa pemerintahan sebelumnya. Namun memimpin Jakarta adalah satu hal yang berbeda.

Mustafa Kamal memiliki pandangan bahwa pengalaman sebagai kepala daerah bukanlah hal penting dan diperhitungkan untuk bisa sukses dalam memimpin daerah tertentu. Yusril misalnya, beliau tidak memiliki pengalaman atau latar belakang sebagai seorang kepala daerah. Namun, beliau bukanlah orang baru di pemerintahan Indonesia. Secara pengalaman jika dibandingkan dengan Gubernur DKI saat ini, Yusril memiliki jam terbang yang jauh lebih tinggi sebagai seorang politisi. Mustafa menilai, Yusril adalah sosok lawan yang tepat untuk diadu head to head dengan Ahok.

2. Yusril Lawan Ahok: Perang Bintang Tidak Imbang

Berbeda dengan Kompasianer Ragile yang menyatakan bahwa Yusril bukanlah sosok yang tepat untuk bersaing dan dibandingkan pemimpin DKI saat ini. Ia menilai bahwa Yusril adalah bintang masa lalu yang pamornya kini meredup dimakan usia. Memang jika membandingkan usia, sosok Yusril jauh lebih senior dan tentu saja pengalamannya dalam berpolitik jauh lebih banyak.

Sayangnya, menurut Ragile, Yusril gagal belajar dari sejarah bahwa bintang masa lalu hanya akan menjadi bulan-bulanan oleh bintang masa kini. Yusril diprediksi akan kalah gesit, kalah stamina, kalah dukungan, bahkan kalah hoki dibandingkan bakal calon lainnya.

3. Yusril & Adhyaksa Ideal untuk DKI

Yusril adalah sosok yang tidak diragukan lagi pengalamannya dalam berpolitik. Ia pernah menjabat sebagai menteri dalam beberapa periode yang berbeda. Tentu saja jika dilihat dalam struktur, posisi sebagai menteri memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada kepala daerah. Oleh karena itu, pengalaman politik ini dapat dimanfaatkan untuk memimpin DKI Jakarta.

Begitulah kira-kira analisis yang diberikan Kompasianer Anang Prasongko. Ia menilai bahwa Yusril memiliki nilai jual yang tinggi untuk Pilkada 2017 mendatang. Bahkan menurutnya, jika Yusril kemudian bersanding dengan Adhyakasa Dault yang juga pernah menjabat sebagai menteri, tingkat elektabilitasnya akan semakin melambung. Namun sayangnya, permasalahan DKI Jakarta yang kini semakin pelik membuat DKI membutuhkan seorang pemimpin yang tangguh. Pada masa mendatang, Anang memprediksi akan ada banyak sekali masalah hukum yang mendera DKI Jakarta. Yusril dan Adhyaksa adalah dua pakar dan praktisi hukum, dan jika keduanya terpilih memimpin Jakarta, kemungkinan besar masalah-masalah tersebut dapat diatasi oleh dua sosok ini.

Adhyaksa Dault

[caption caption="Adhyaksa Dault ikut meramaikan bursa bakal calon Gubernur DKI Jakarta. Sumber: nasional.kompas.com"]
[/caption]
1. Menuju DKI-1: Ridwan Kamil Elegan, Adhyaksa Dault dan Yusril Ihza Mahendra Memalukan!

Adhyaksa Dault digadang sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta untuk Pilkada 2017 mendatang. Mantan Menteri Pemuda dan Olah Raga itu tentu memiliki segudang pengalaman dalam berpolitik. Adhayksa adalah salah satu sosok senior dan merupakan orang lama yang berkecimpung dalam dunia politik Indonesia. Namun, Kompasianer Tommy Setiawan memiliki penilaian yang berbeda.

Menurut Tommy, ngototnya Adhyaksa Dault dan Yusril untuk tetap maju pada pertarungan DKI-1 adalah hal yang konyol. Tommy menganalogikan perebutan kepala daerah ini dengan struktur perusahaan multinasional. Adhyaksa diibaratkan seorang mantan direktur perusahaan yang kini memperebutkan posisi seorang manajer. Tommy menganggap hal ini dilakukan Adhyaksa karena mungkin sedang menganggur atau apa pun kondisinya yang memaksa untuk downgrade jabatannya.

2. Peluang Adhyaksa Dault sebagai Rival Ahok

Adhyaksa Dault bukanlah nama baru di kancah politik Indonesia. Sejumlah komponen masyarakat mendaulat Adhyaksa sebagai bakal calon gubernur DKI yang siap bersaing dengan lawan-lawan politiknya. Seperti yang dikatakan sebelumnya, sosok Adhyaksa adalah politisi senior di Indonesia dengan pengalaman yang tidak diragukan. Hal senada diutarakan oleh Muthiah Alhasany dalam artikelnya.

Ia menilai Adhyaksa adalah orang yang bisa menjadi rival berat bagi Ahok. Adhyaksa memiliki kelebihan-kelebihan tertentu yang tidak dimiliki pemimpin DKI saat ini. Menurutnya, Adhyaksa adalah seorang dengan karakteristik yang tenang, berbeda dengan Ahok dan tidak menimbulkan konfrontasi pada siapa pun. Ia juga dipercaya sebagai tokoh yang jujur dan lurus, terbukti karena Adhyaksa tidak pernah terlibat dalam kasus atau skandal apa pun. Jika benar terpilih, Adhyaksa juga dipercaya dapat melanjutkan program-program yang telah dijalankan Ahok.

3. 'Barang Rongsokan' untuk Melawan Ahok

Awalnya, Ridwan Kamil adalah sosok yang dipercaya dapat menggusur Ahok untuk turun dari kepemimpinannya sebagai gubernur DKI Jakarta. Sayangnya Ridwan Kamil menolak untuk mencalonkan diri dengan alasan masa kepemimpinannya sebagai wali kota Bandung belum berakhir. Melihat hal ini tentu pesaing Ahok yang lain mendapat keuntungan. Oleh sebab itulah Adhyaksa Dault menjadi salah satu bakal calon yang diuntungkan.

Sayangnya, dalam perhelatan ini banyak cara dilakukan untuk saling menjatuhkan. Cara paling ampuh adalah mengeluarkan isu SARA. Begitulah pandangan Kompasianer Gan Pradana dalam melihat Pilkada 2017 ini. Ia menilai salah satu yang memanfaatkan isu SARA tersebut adalah sosok Adhyaksa Dault. Bahkan Gan Pradana menilai bahwa pencalonan Adhyaksa ini ibarat pertunjukan lenong.

Sandiaga Uno

[caption caption="Sandiaga Uno menjadi bakal calon Gubernur DKI Jakarta. Sumber : megapolitan.kompas.com"]
[/caption]1. Ahok vs Sandiaga Uno, Bukan tentang Yusril

Pilkada DKI Jakarta memang masih satu tahun lagi, namun panggung pertunjukan politik sudah ramai dari sekarang dengan berbagai lakon. Ahok sebagai gubernur DKI Jakarta yang masih menjabat saat ini tentu menjadi sorotan. Popularitas Ahok yang tinggi tentu akan menjadi ancaman bagi bakal calon lainnya. Ada beberapa nama bakal calon yang diyakini bisa menyaingi popularitas dan elektabilitas Ahok. Salah satunya adalah Sandiaga Uno. Bahkan sosok ini dipercaya dapat menjalankan pemerintahan lebih baik dari gubernur DKI saat ini.

Suyono Apol berpendapat bahwa Sandiaga Uno adalah lawan yang sepadan untuk Ahok. Popularitas dan elektabilitasnya pun kemungkinan besar dapat bersaing. Ia melihat Sandiaga Uno adalah sosok yang serius dalam berkarier, politik dan memimpin. Ia melihat keseriusannya itu ditandai dengan mundurnya sebagai direktur utama PT Saratoga Investama Sedaya Tbk dan memilih jalan hidup sebagai politisi. Memang jika dibandingkan dengan Yusril maupun Adhyaksa, Sandiaga Uno adalah yang paling muda dalam urusan berpolitik. Meski demikian, hal tersebut tidak membuat masyarakat menutup mata untuk melihat kepemimpinan dan karakter Sandiaga Uno untuk memimpin DKI Jakarta.


2. Misi Utama Sandiaga Uno untuk DKI Jakarta

Sandiaga Uno memiliki niat yang kuat untuk menjadi DKI-1. Dengan demikian, Uno melihat dirinya sebagai salah satu pemimpin baru yang lebih solutif untuk warga DKI Jakarta. Begitu menurut analisis Opa Jappy dalam ulasannya. Ia menilai memang posisi DKI-1 ini layak diperebutkan oleh siapa saja, baik politisi maupun pengusaha jika memang benar-benar kompeten.

Menurut pandangannya, Uno merupakan sosok yang pintar dengan misi yang cerdas. Memang sejauh ini ada dua solusi besar yang ditawarkan Uno untuk DKI Jakarta. Jakarta memiliki masalah ketersediaan lapangan pekerjaan dan harga kebutuhan barang pokok yang melonjak. Kedua solusi ini memang tengah dijalankan oleh Ahok sebagai pemimpin tertinggi saat ini. Namun jika Uno memang terpilih pada Pilkada 2017 mendatang, ia diyakini sebagai sosok pemimpin yang solutif.

Ahmad Dhani

[caption caption="Ahmad Dhani diusung sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta. Sumber: kompas.com"]
[/caption]1.Ahmad Dhani Hanya Menjadi "Bumper" Parpol Hadapi Ahok

Salah satu bakal calon yang menjadi sorotan publik adalah Ahmad Dhani. Tentu saja publik lebih mengenal sosok ini sebagai musisi kondang dan memang hampir tidak ada gaung pengalaman politik dari Ahmad Dhani ini. Namun, cukup mengejutkan ketika dirinya mendeklarasikan sebagai bakal calon yang akan ikut memanaskan bursa pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017 mendatang.

Seolah Ahmad Dhani mencari sensasi, Kompasianer Giorgio Babo Moggi memiliki penilaian berbeda. Ia menganggap bahwa pencalonan Ahmad Dhani merupakan gambaran psikis parpol yang limbung menghadapi Ahok 2017 mendatang. Untuk menyembunyikan penilaian publik supaya tidak mendapat sentimen negatif, akhirnya parpol ini menghadirkan sosok kontroversial yang menjadi tokoh antagonis terhadap kepemimpinan Ahok.

Parpol sadar mereka membutuhkan figur yang bisa mengkritik Ahok habis-habisan dan Ahmad Dhanilah yang pada akhirnya dipilih untuk melakukannya. Hal ini malah membuat Ahmad Dhani terlihat sebagai bumper parpol untuk menghadapi benturan dengan Ahok di Pilkada tahun mendatang.

2. Saya Pendukung Ahok, Tapi Saya Bela Ahmad Dhani

Beda lagi pandangan yang dimiliki Kompasianer Motulz Anto. Dalam artikelnya, ia menyatakan diri sebagai pendukung Ahok untuk Pilkada mendatang, tapi ia tetap membela Ahmad Dhani sebagai sosok yang juga layak jadi panutan.

Motulz mengatakan bahwa ada persamaan yang dimiliki Ahok dan Ahmad Dhani. Salah satunya adalah produktivitas yang diberikan keduanya. Kerja dan karya. Banyak orang yang menilai Ahmad Dhani hanya mencari sensasi, kemudian masyarakat membencinya. Namun, mereka tidak bisa menampik bahwa karya-karya Ahmad Dhani adalah salah satu yang terbaik di negeri. Sama ketika masyarkat mengatakan membenci kalimat-kalimat kasar Ahok. Mereka juga tidak bisa membantah perihal perubahan-perubahan positif yang dibawa Ahok untuk Jakarta.

3. Ahmad Dhani Rentan Depresi Segera ke Psikiater

Ahmad Dhani yang kemudian diusung oleh PKB dalam meramaikan bursa bakal calon gubernur membuat dirinya semakin percaya diri dan merasa diperhitungkan. Namun, padahal di balik itu semua ada secuil kesan bahwa partai ini menggunakan nama besar Ahmad Dhani hanya untuk melambungkan popularitasnya.

Seperti itulah kira-kira anggapan Kompasianer Wara Katumba dalam opininya. Bahkan ia menganggap pengusungan Ahmad Dhani yang dilakukan oleh PKB ini sepertinya akan memakan korban. Sama seperti ketika PKB mencalonkan Rhoma Irama pada Pilpres 2014 lalu. Tidak sedikit modal yang dikeluarkan untuk menjadi bakal calon. Bahkan jika tidak terpilih dapat berakibat fatal pada psikis yang bersangkutan.

Ia menilai bahwa seharusnya Ahmad Dhani tahu posisi yang dia tempati saat ini. Posisi yang tepat untuknya adalah sebagai simpatisan yang tidak mungkin mencalonkan diri secara gratis. Paling tidak ada biaya besar yang dikeluarkan. Jadi sebelum terlambat, Wara Katumba menyarankan agar Dhani segera pergi ke psikiater.

----

Nama-nama di atas adalah tiga bakal calon yang setidaknya akan meramaikan Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang. Dengan latar belakang yang berbeda-beda, tiga bakal calon ini diharapkan bisa membawa solusi untuk berbagai masalah di Jakarta. Selain itu, ketiga nama ini juga dipercaya akan memiliki elektabilitas yang tinggi dan mampu bersaing dengan Gubernur DKI Jakarta saat ini, Basuki Tjahaja Purnama. (yud) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun