[caption caption="Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Walikota Bandung, Ridwan Kamil (Emil) di Balai Kota Jakarta| Ilustrasi: Tribunnews/Henry Lopulalan"][/caption]Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta memang baru akan berlangsung tahun 2017. Namun, teka-teki siapa saja calon yang akan maju dan menantang Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sudah mulai menyeruak dan ramai dibicarakan tidak saja di ranah media sosial, tapi juga di kalangan masyarakat umum di dunia nyata.
Sederet nama politisi, praktisi, dan pemimpin daerah masuk dalam daftar bakal calon Gubernur Jakarta periode 2017-2022. Dari banyaknya nama yang mengemuka, tercatat hanya beberapa nama yang kerap dikaitkan dengan Pilkada DKI Jakarta 2017. Mereka adalah Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, Tri Rismaharini, Yusril Ihza Mahendra, Adyaksa Dault, bahkan musisi Ahmad Dhani. Mereka semua dianggap layak menantang bahkan menggantikan peranan Ahok sebagai nakhoda yang memimpin lebih dari 10 juta jiwa warga Jakarta (Sumber).
Munculnya nama Ridwan Kamil yang sampai saat ini tercatat masih menjadi Wali Kota Bandung menjadi hal yang lebih banyak menyita perhatian. Emil – sapaan akrab Ridwan Kamil- menjadi pemimpin yang sukses mengubah wajah Kota Bandung menjadi lebih baik. Berlatar belakang sebagai arsitek, Emil memanfaatkan ilmunya secara perlahan untuk mengubah Kota Bandung menjadi kota pintar (smart city) yang ramah lingkungan. Berkaca pada hasil kerjanya itu, tak heran jika kesuksesan tersebut membuat banyak partai politik menginginkan Emil menggunakan “tangan dingin”-nya untuk mengubah wajah Jakarta menjadi kota yang jauh lebih baik.
Namun, munculnya nama Ridwal Kamil sebagai calon kuat penantang Ahok di Pilkada DKI 2017 juga mengundang pro dan kontra. Banyak masyarakat terutama warga Bandung tidak rela Ridwal Kamil meninggalkan Bandung untuk maju di Pilkada DKI Jakarta 2017, sementara sebagian masyarakat lainnya menganggap bahwa sosok seperti Ridwan Kamil memiliki cara komunikasi lebih baik dibandingkan Ahok yang dibutuhkan Jakarta.
Lantas, bagaimana Kompasianer menilai duel Ahok versus Emil di bursa calon gubernur DKI Jakarta 2017? Berikut adalah 8 pandangan dan prediksi mengenai duel Ahok dan Emil yang terangkum dalam topik pilihan Cagub DKI 2017.
1. Ahok Jangan Dikeroyok, Cukup Hadirkan Ridwan Kamil
[caption caption="Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menjadi pembicara dalam acara Kompasianival 2014 di Gedung Sasono, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta| Ilustrasi: Kompas.com/Roderick Adrian Mozes"]
Akan tetapi, meski memperoleh simpati yang besar dari rakyat, bukan berarti jalan Ahok untuk kembali memimpin Jakarta selama dua periode berturut-turut akan mudah. Syarifudin Zuhri mengemukakan tiga strategi untuk melawan Ahok, salah satunya adalah mencari lawan yang sebanding dengan Ahok, dan sosok lawan yang pantas dihadapkan untuk melawan Ahok adalah Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil.
2. Ahok vs Tri Rismaharini & Ridwan Kamil: Realitas vs Hiperrealitas
Syaiful W Harahap menilik pertarungan antara Ahok, Tri Rismaharini, dan Ridwan Kamil dalam bursa calon Gubernur DKI Jakarta 2017 dari kacamata sosial, terutama program penanggulangan praktik pelacuran. Seperti diketahui dengan baik, Risma bernyali besar dan berani menutup lokalisasi paling terkenal di Indonesia yakni Dolly, sementara hal yang sama juga terjadi pada lokalisasi Saritem di Bandung.
[caption caption="Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (kiri), Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini| Ilustrasi: Warta Kota"]
3. Ridwan Kamil Bukan Si Jago Kandang
[caption caption="Ridwan Kamil Raih Penghargaan Wali Kota Terbaik Se- Indonesia| Ilustrasi: bandungnewsphoto.com"]
Melihat wajah Bandung yang saat ini tertata lebih rapi dan nyaman, tidak salah jika Emil mendapat predikat sebagai salah satu wali kota berprestasi di Indonesia karena dianggap mampu memberikan inspirasi dan semangat untuk terus berkarya dan berprestasi bagi bangsa. Namun, menurut Roni Resky Pauli seorang pemimpin dituntut untuk tidak jago kandang dan itulah yang harus dilakukan Ridwan Kamil, dimulai dari kesiapannya maju menjadi calon pemimpin daerah yang memiliki keberagaman tinggi seperti Jakarta.