Ulasan dalam artikel semakin menarik karena kompasianer ini pernah menaiki kereta cepat Beijing-Hangzhou yang memiliki jarak 1.200 Km dan hanya ditempuh dalam waktu 6 jam saja. Dengan pengalaman langsung menaiki kereta cepat, ia dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap.
6. Kereta Cepat Jakarta-Bandung Tidak Mendesak
Faisal Basri berpendapat bahwa pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung tidak mendesak, alasannya jarak tempuh kedua daerah tersebut masih belum terlalu jauh. Terlebih lagi masih banyak kendaraan lain yang bisa digunakan seperti travel dan kereta api Parahyangan dari Gambir atau Jatinegara. Waktu tempuh lebih pasti, sekitar 3 jam. Bisa juga naik pesawat, sekitar 20-25 menit.
7. Krisis di Ujung Terminal KA CepatÂ
Dalam artikel Arnold, ia mengulas bahwa kontroversi seputar kereta cepat Jakarta-Bandung sangat menyita perhatian, pikiran dan tenaga yang sarat dengan fenomena paradoks kepemimpinan serta konektivitas sebagai implikasi dari iklim demokrasi, transparansi serta partisipasi.
Kereta cepat Jakarta-Bandung merupakan sarana transportasi yang akan memberikan kenyamanan dan waktu perjalanan singkat; tetapi banyak proyek infrastruktur lain yang memang merupakan kebutuhan dan memerlukan perhatian.
[caption caption="Ilustrasi: KOMPAS/YUNIADHI AGUNG"]
8. Mana Penting KA Luar Jawa atau KA CepatÂ
Akhmad Sujadi melakukan perbandingan tentang mana yang lebih penting antara pembangunan KA luar Jawa dan KA Cepat. Menurutnya tak perlu dipermasalahkan terkait kedua pembangunan tersebut, biarlah kedua pekerjaan besar itu berjalan bersama, berjalan seiring dan sejalan
Ia meminta masyarakat untuk ikut mengawasi pembangunan tersebut agar kualitas hasil kerja masing-masing proyek bernilai triliunan rupiah itu bagus hasilnya, awet dan kuat konstruksinya sehingga bermanfaat bagi bangsa dan rakyat Indonesia. KA Cepat Jakarta-Bandung penting, KA luar Jawa juga sama pentingnya.
9. Proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung Belum Terlalu Urgent
Menurut kompasianer Didno, proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung belum terlalu penting bila dibandingkan dengan proyek-proyek lain seperti pembangunan rel ganda di selatan Jawa, rel kereta trans Sulawesi, bandara perintis dan lain sebagainya.
Ia juga membandingkan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi proyek kereta cepat dengan proyek-proyek lain, proyek kereta cepat lebih mahal dan lebih tinggi prestisenya bagi pemerintah daripada manfaatnya bagi rakyat, terlebih lagi harga tiketnya yang tanpa subsidi akan jatuh di kisaran Rp 235.000 – Rp.250.000,- per penumpang.
(LBT)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H