Pada malam yang dihias gerimis, Webe yang kala itu berada di Lemahwungkuk, Keraton Kaprabonan, melihat sikap inklusif-transformatif itu yang secara adil turut menjelaskan, menyosialisasikan, dan menfasilitasi kepentingan seluruh warga Cirebon dalam memanifestasikan keyakinan keberagaman mereka tanpa harus menimbulkan konflik antar umat beragama.
[caption caption="Sultan Kaprabonan X, Pangeran Raja Hempi Raja Kaprabon bersama Raja Samu Samu VI, Ratu Tanah Rata Kokoda Putri Raja Al Alam Ugar pik-pik Sekar Papua Barat, Kasultanan Demak, dan beberapa Raja yang tergabung dalam Forum Komunikasi dan Informasi Keraton Nusantara (KOMPASIANA/WEBE)"]
Cirebon sebagai Kota Wali telah membuktikan, bahwa agama bersifat sunggguh-sungguh pribadi dan sungguh-sungguh sosial.
6. Lima Film Terbaik Tontonan Liburan Natal
Mengenyam lagi lirik lagu mantan penyanyi cilik Tasya “…Libur t’lah tiba, libur t’lah tiba, hati ku gembira.” Banyak aktivitas bisa dilakukan spanjang liburan Natal, di antaranya adalah nonton film bareng keluarga atau teman.
Charles Marbun pun mengurai ringkas tontonan apa yang apik untuk dinikmati selama liburan. Mengutip dari The Observers, Charles menyusun daftar lima film terbaik untuk liburan Natal, di antaranya Star Wars: The Force Awakens, Krampus, Die Hard, The Night Before, dan A Christmas Story.
Meski Natal 2015 sudah lewat, mungkin film-film ini masih layak untuk ditonton kembali.
7. Pohon Natal Petai Adakah Pembingkainya
Natal selalu identik dengan pohon cemara berlapis salju dan kejutan Sinterklas dengan aneka hadiah yang menawan. Tetapi bicara soal pohon natal, pernahkah terbayang bentuk dan komposisi pohon natal dari julur-julur petai hijau nan cerah?
“Sungguh tak terpikirkan,” begitu kira-kira impresi Susana Srini saat mendapat foto pohon natal unik ini yang telah beredar luas di media sosial, sejak 24 Desember malam. Ia pun ingin sejenak menelusuri, adakah narasi indah yang membingkai pohon petai tersebut sehingga perlu dihadirkan di altar? Atau memang hanya sepenggal gambar tanpa latar?
[caption caption="KOMPASIANA/SUSANA SRINI"]
Julur-julur petai sebagai ornamen utama pohon natal ini menjadi refleksi bahwa gereja dan umat di dalamnya dapat membumi, lestari, dan membudaya. Keprihatinan di tengah masyarakat yang sedang berpusar di tengah badai perubahan zaman, dan untuk meneguhkan betapa besar spirit dan kepekaan terhadap alam dan sosial budaya.