[caption caption="Rizal Ramli (Tribunnews/Septyonaka)"]
Masuknya ahli ekonomi, Rizal Ramli dalam jajaran Kabinet Kerja hasil reshuffle 12 Agustus 2015 sangat disyukuri oleh beberapa kalangan, termasuk para aktivisi 77/78, para pelopor lahirnya "Ikrar Mahasiswa Indonesia", sebuah gerakan mahasiswa Indonesia yang menuntut Soeharto untuk berhenti sebagai Presiden RI.
Lewat guratannya, Musni Umar secara jelas mengungkapkan lima faktor yang membuat masuknya Rizal Ramli dalam Kabinet Kerja dinilai mampu membawa perekonomian Indonesia menuju ke arah yang lebih baik.
Â
 7. Rizal Ramli vs Darmin Nasution, Panglima Perang Ekonomi Kerakyatan vs Neoliberal
[caption caption="(dok Setkab)"]
Abdul Latief Ahmad Al-Indonesii menyoroti keputusan Presiden Joko Widodo memilih Darmin Nasution sebagai menko perekonomian dan Rizal Ramli untuk menduduki posisi menteri kemaritiman sebab sudah menjadi rahasia umum bahwa kedua sosok yang sarat pengalaman tersebut memiliki kiblat ekonomi yang berbeda dan saling bertolak belakang. Rizal Ramli terkenal dengan ekonomi kerakyatan, sedangkan Darmin Nasution merupakan penganut ekonomi neoliberal. Pertanyaannya, mampukah keduanya menghilangkan ego sektoralnya, menghilangkan kiblat ekonominya yang saling bertolak belakang dan bekerja sama menyelamatkan perekonomian Indonesia saat ini?
Â
8. Reshuffle Setengah Hati
[caption caption="Ilustrasi Reshuffle Kabinet (kompas)"]
Harapan publik terhadap reshuffle yang dilakukan pemerintah akan menganti pos-pos menteri yang seharusnya diganti telah terjawab. Namun, Lilik Agus Purwanto menilai bahwa reshuffle kabinet kali ini belum mampu memuaskan keinginan publik terutama jika menilik pada keputusan Presiden untuk mempertahankan beberapa menteri yang dinilai kontroversial tapi minim prestasi kerja. Selain itu, reshuffle kali ini juga dinilai masih sarat dengan agenda politik yang membayangi Presiden.
Â
9. Kalla Minta Jokowi Pecat Rizal atau Mundur dan Gaduh Politik
[caption caption="Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla (kompas.com)"]