Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menyimak 8 Opini Seputar Laskar Srikandi

18 Juli 2015   18:53 Diperbarui: 18 Juli 2015   19:20 2283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="tribunnews.com"][/caption]

tribunnews.com

Jokowi menunjuk sembilan perempuan untuk menjadi anggota Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK. Hal ini sempat mengejutkan publik, pasalnya ini adalah kali pertama pemerintah membiarkan perempuan mendominasi proses pemilihan ketua KPK. Kesembilan anggota pansel yang kerap disebut Sembilan Srikandi ini bertugas untuk memilih Ketua KPK Tahun 2015. Mereka terdiri dari berbagai disiplin ilmu antara lain, Moneter, Hukum dan HAM, Teknologi, Psikologi, Tata Kelola Pemerintahan dan Reformasi Birokrasi, Analisis Peraturan Perundang-undangan, dan Sosiologi Korupsi. Akankah para Srikandi ini mampu memilih Ketua KPK dan siap mengemban amanahnya di tahun 2015? Kita lihat saja.

KPK merupakan Institusi yang harus kita bela dan kita awasi kinerjanya bersama. Bagaimana tidak? Dengan otoritas terbatas, SDM dan fasilitas, KPK harus memberantas sebuah penyakit yang sudah mendarah daging dalam birokrasi di negeri kita, yaitu korupsi. Tidak hanya itu, dengan segala keterbatasannya, serangan dari berbagai lini pun terus berdatangan.

Pada dasarnya, hukum tidak melihat jender, kualitas dan kuantitas personalnya lah yang menentukan.

Tim Pansel adalah kunci. Mengapa demikian? Sebab peran penting kredibilitas KPK ditentukan oleh kualitas pimpinannya. Dan setiap para calon pemimpin KPK tentunya akan diseleksi oleh Tim Pansel itu sendiri.

1. 9 Srikandi untuk Pansel KPK

[caption caption="http://nasional.kompas.com/"]

[/caption]

Muthiah Alhasany menilai bahwa ada kelebihan-kelebihan khusus yang menjadi alasan mengapa Jokowi harus memilih perempuan. (1) Perempuan lebih teliti. Pada umumnya perempuan memiliki ketelitian yang sangat tinggi. Perempuan memperhatikan setiap detail yang ada, sehingga bisa dipastikan tidak ada sesuatu pun yang luput dari perhatian perempuan. (2) Perempuan lebih luwes Pembawaan perempuan yang cenderung halus dan feminin akan membuat lawan bicara merasa lebih rileks dan nyaman. Perempuan dapat membawa lawan bicaranya sesuai dengan kehendaknya tanpa merasa diintimidasi dan minim dari ketegangan. (3) Perempuan memiliki intuisi yang tajam. Perempuan yang baik dan cerdas biasanya memiliki intuisi atau firasat yang tajam. Jika ada yang sesuatu yang salah, ia akan segera merasakannya. (3) hal sederhana  ini cukup  penting untuk melihat apakah seseorang itu memiliki karakter yang dibutuhkan oleh KPK sebagai pejuang anti korupsi yang tak kenal menyerah. Dengan kelebihan-kelebihan itulah kita juga mengharapkan Pansel dapat memilih orang-orang terbaik agar kinerja KPK kembali prima untuk memberantas korupsi yang masih merajalela di negeri ini.

2. Mengapa Pansel KPK Harus Perempuan?

Yang terpenting adalah kredibilitasnya. Artinya, para calon harus profesional dan non partisan. Ini penting, karena dalam mengemban sebuah tugas berat dibutuhkan seorang yang secara latarbelakang mumpuni dan kualitas dibidang yang ia geluti sudah teruji. Wasiat Kumbakarna juga melihat bahwa keputusan Jokowi dalam memilih Perempuan sebagai Tim Pansel adalah keputusan yang berani dan perlu.

3. Kritik Kesembilan Srikandi Pansel Capim KPK

Setiap keputusan tentun ada Pro dan Kontra. Itu wajar saja, selama dalam menyampaikan kritiknya tidak berlebihan atau cenderung menjelek-jelekan. Hampir banyak Kompasianer yang mengupas tuntas mengenai kelebihan-kelebihan dari aspek jender, namun ada pula yang mengulik kekurangannya. Kritik tersebut diantaranya adalah, bahwa ada masa-masa tertentu di mana emosional perempuan bisa tidak labil. ini dikhawatirkan akan menganggu sedikit kinerjanya. Pakde Kartono jeli dalam melihat celah kelemahan 9 Skrikandi tersebut.

4. Alasan Kenapa Panitia Seleksi Pimpinan KPK Perlu di Dukung

Putu Djuanta, memberikan alasanya kenapa 9 Srikandi itu harus didiukung, dengan segala kredibilitas dan komitmen yang telah dimiliki para anggotanya. Ia mengutarakan pengalaman ketika dipimpin oleh Destri Damayanti. Menurutnya, beliau merupakan figur yang selain cerdas juga sederhana.

5. 6 Tantangan Terbuka untuk TIM Pansel KPK

Dari banyaknya saran dan kritik para pengamat mengenai kesembilan Tim Pansel yang semuanya perempuan. Aldy M. Aripin menilai, harus ada keberanian lebih dari Tim Pansel untuk membuktikan kemampuannya dan keidependenan kinerja kerjanya. Terbebas dari konflik kepentingan ketika mengambil keputusan. Sebab, terlalu besar resikonya jika mereka tidak maksimal dalam menjalankan tugasnya.

6. Perempuan Pansel KPK, Kepercayaan Publik, dan Daya Saing Global

Isson Khairul menilai mengoptimalkan kinerja perempuan, dengan memberikan ruang lebih di kabinet, merupakan daya saing global yang harus terpenuhi. Kesetaraan jender harus benar-benar diterapkan secara maksimal. Artinya, pemerintah memang berharap banyak pada kaum perempuan. Bukan saja diharapkan untuk mendukung gerakan anti korupsi, tetapi justru diposisikan di barisan paling depan untuk memberantas korupsi. Kepada 9 perempuan itulah pemerintah berharap, agar mereka memilih komisioner KPK yang kredibilitasnya dapat dipertanggungjawabkan

7. Tantangan Untuk KPK

Banyaknya pendaftar posisi calon pimpinan KPK memberikan gambaran positif mengenai semangat bangsa ini membuat perubahan melalui upaya penegakkan hukum, pencegahan dan pemberantasan korupsi di Indonesia. Komisioner KPK juga tidak selayaknya kebal hukum. Hal tersebut mengantisipasi terjadinya pelanggaran kode etik dan penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan-kepentingan tertentu. Artinya, ada banyak PR besar yang harus dibenahi oleh KPK. Alimudin Garbiz melihat bahwa 9 Pansel KPK yang baru merupakan langkah awal perubahan KPK kedepannya. 

8. Membaca Skenario Pansel KPK dalam Meloloskan 5 Orang Capim KPK

Kerja keras Pansel yang berusaha menjaring calon sebaik mungkin hanyalah sandiwara belaka. Lolosnya ke-194 orang calon pimpinan KPK itu, termasuk mantan ketua Mahkamah Konstitusi, Jimly Asshiddiqie, hanyalah sebagai peserta peramai yang membuat seleksi calon pimpinan seolah-olah heboh. Melalui analisis opini dari Asaaro Lahagu, setidaknya kita diberi gambaran sederhana mengenai kemungkinan-kemungkinan siapa saja sosok yang akan memimpin ke depan. Ia melihat dari berbagai latar belakang sang calon yang sudah diseleksi sementara oleh 9 Srikandi ini.

Terlepas dari Pro dan Kontra yang ada, tindakan berani yang sudah dilakukan oleh Presiden Jokowi dengan memilih 9 Tim Pansel yang semuanya perempuan perlu kita apresiasi. Pemberian porsi politik yang demikian besar ini merupakan angin segar yang langka terjadi bagi kaum perempuan. (KML)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun