[caption id="attachment_419589" align="aligncenter" width="600" caption="Raden Ajeng Kartini (kompas.com)"][/caption]
Bulan April bagi masyarakat Indonesia selalu identik dengan Kartini, sosok wanita gigih yang tidak kenal lelah dan pantang menyerah memperjuangkan emansipasi wanita di tengah kungkungan adat istiadat dan budaya yang masih kental di zaman kolonial. Lewat surat-surat yang ditulis sendiri olehnya, Kartini tidak hanya mengemukakan pandangan kritisnya, tapi juga harapan agar wanita Indonesia bisa mendapatkan kesetaraan terutama dalam bidang pendidikan.
“Adakah yang lebih hina dibandingkan bergantung pada orang lain?”
Itu penggalan kalimat yang ditulis Kartini dalam salah satu suratnya. Kalimat itu menyampaikan dengan jelas kegundahan Kartini atas apa yang terjadi pada wanita Indonesia yang seolah mendapatkan hambatan untuk mengembangkan dirinya dan “dipaksa” untuk menggantungkan hidupnya kepada sosok laki-laki.
Sudah 51 tahun sejak 21 April ditetapkan sebagai Hari Kartini dan sudah selama itu pula wanita Indonesia berkembang dari yang semula hanya sebagai penghias rumah tangga menjadi sosok manusia tangguh yang tidak hanya cerdas dalam pemikiran tapi juga dalam perbuatan. Lantas bagaimana masyarakat memaknai perayaan Hari Kartini pada tahun ini, berikut rangkumannya.
1. Ternyata Kartini itu Remaja Galau
Dipingit dengan banyak aturan dan berteman dengan keterbatasan ruang menjadi salah satu sumber kegalauan Kartini muda. Buku yang akhirnya menjadi obat penyembuh kegalauan itu. Lewat buku pula Kartini berkembang sebagai sosok wanita yang memahami banyak masalah. Buku juga membawa Kartini mengubah kegalauan yang dihadapinya menjadi inspirasi pemikiran untuk perjuangan hak kaumnya.
2. Ajakan Kartini untuk Membaca dan Menulis
Kartini, di samping ia mengajarkan buah pikirannya tentang emansipasi dan perjuangan kaum perempuan, ia juga mengajarkan banyak hal lainnya. Secara nyata, kesaksian hidupnya dan apa yang dia sudah lakukan mampu mengajari kita banyak permenungan. Salah satunya adalah dalam hal semangat kita untuk banyak membaca dan menulis. Siapa pun kita dan sebagai apa pun posisi kita, semangat membaca dan menulis tidak akan pernah lekang di makan zaman.
3. Menulislah, Siapa Tahu Dikenang Nanti
Tidak ada yang pernah menyangka jika surat yang Kartini tulis untuk rekan sejawatnya nantinya akan menjadi titik awal perjuangan dan memiliki dampak besar terhadap emansipasi wanita Indonesia. Kartini menunjukkan bahwa menuangkan pemikiran lewat tulisan menjadi salah satu peninggalan paling berharga yang pernah dibuat manusia.
4. Makna yang Tertinggal dari Surat Kartini
[caption id="attachment_419131" align="aligncenter" width="400" caption="(kompas.com)"]
Sebuah kutipan dari surat Kartini bagai pencerahan diri bahwa setiap orang yang mengaku beragama, seharusnya senantiasa hidup dalam saling asah dan saling asuh. Saling mengasihi dan bukan sebaliknya. Surat Kartini tidak saja ditujukan untuk kaumnya, para wanita, tapi juga untuk semua orang.
5. Kodrat Kartini Masa Kini
Perjuangan R.A Kartini bertujuan membuat wanita lebih cakap dalam menjalankan kewajibannya, baik mengabdi sebagai anak kepada orang tua, istri dan anak di keluarga juga sebagai manusia dalam kehidupan masyarakat.
Sebagai “Kartini masa kini” tentunya perempuan bukan hanya bisa menerangkan konsep emansipasi. Akan tetapi, spirit Kartini juga harus ditanamkan untuk selalu berprestasi dalam segala bidang tanpa melupakan fitrahnya sebagai seorang wanita.
6. Kartini Kuliah setelah Menikah, Mengapa Tidak?
[caption id="attachment_419132" align="aligncenter" width="400" caption="Wanita masa kini menjadi ibu rumah tangga sekaligus wanita karir (kompas.com)"]
7. Perempuan Masa Kini vs Perempuan Masa Gitu
[caption id="attachment_419133" align="aligncenter" width="400" caption="(Kompasianer Widha Karina)"]
8. Sosok Kartini Masa Kini yang Kuat dan Tegar
[caption id="attachment_419134" align="aligncenter" width="400" caption="Salah satu Kartini masa kini yang tegar dan kuat (Kompasianer Venusgazer)"]
9. Kartini dan Belajar Budaya
[caption id="attachment_419135" align="aligncenter" width="400" caption="Potret perayaan Kartini (Kompasianer Ariyani Na)"]
Memperingati Hari Kartini sejatinya memang untuk mengingat kembali perjuangan Ibu Kartini dalam membela emansipasi wanita dan bukan sekedar sibuk dengan memakai baju adat, namun Hari Kartini merupakan momen mengenalkan budaya kepada generasi penerus bangsa dan momen melestarikan kekayaan budaya Indonesia yang sangat banyak.
10. Pejuang Tulen Hak Perempuan
[caption id="attachment_419136" align="aligncenter" width="450" caption="Ahok dan istri (kompas.com)"]
Itulah yang dilakukan Gubernur Ahok dengan menerapkan sistem lelang jabatan, membuka ksempatan yang setara bagi perempuan dan laki-laki. Tidak ada lagi istilah laki-laki pemimpin, perempuan pengikut.
___
Kesetaraan dalam pendidikan yang menjadi cikal bakal lahirnya emansipasi membuat wanita Indonesia kini mampu bersaing dengan laki-laki dalam segala bidang termasuk pemerintahan. Emansipasi wanita yang diperjuangkan Kartini jelas sangat memengaruhi bahkan mengubah cara pandang masyarakat yang semula menilai wanita hanya sebagai pemanis rumah tangga dan hanya mengerti masalah dapur saja. Wanita Indonesia harus pandai dan cerdas sebab dari rahimnya dan buah didikannya akan lahir para calon pemimpin bangsa yang akan membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik. Untuk R.A. Kartini, Cut Nyak Dien, Martha Christina Tiahahu, Dewi Sartika juga semua pahlawan wanita yang telah membuktikan diri jika wanita mampu melakukan hal-hal luar biasa demi bangsa dan negaranya tanpa melupakan kodratnya sebagai wanita dan ibu, salam hormat dan bangga dari kami, generasi wanita masa kini yang akan meneruskan perjuangan kalian. (ndy)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H