Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

10 Opini Kompasianer Tentang #SaveHajiLulung

5 April 2015   09:20 Diperbarui: 21 Oktober 2015   16:33 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_407794" align="aligncenter" width="624" caption="Haji Lulung ketika menjawab pertanyaan wartawan"]

14282001022029114246
14282001022029114246
[/caption]

Sebagai Muslim, Kompasianer Pakde Kartono tidak terima perlakuan Netizen yang menjadikan Haji Lulung sebagai bahan olokan. Kata "Haji" yang membuat Pakde Kartono menjadi sakit hati. Pakde Kartono tidak melarang kreasi yang dilakukan netizen demi merespon Tagar perihal Haji Lulung tersebut, asal tidak menggunakan Haji di depan nama Lulung.

9.9. Tiga Kecerdasan Lulung dan Tinjauan Psikologi Kriminal


[caption id="attachment_407796" align="aligncenter" width="624" caption="Mobil yang dibawa Haji Lulung ketika dirinya menghadiri pelantikan Anggota DPRD DKI Jakarta/Kompas.com"]

14282003201477740977
14282003201477740977
[/caption]

Kompasianer Ninoy Karundaeng meninjau dari sisi psikologi kriminal perihal langkah-langkah yang dilakukan Haji Lulung merespon kisruh anggota DPRD dengan Ahok. Analisis yang cukup kompleks namun menarik.

110. #SaveHajiLulung, Kombinasi Sebab yang Sempurna

[caption id="attachment_407795" align="aligncenter" width="480" caption="Ilustrasi Haji Lulung/Soclab.co"]

14282002151066720582
14282002151066720582
[/caption]

Kompasianer Hilman Fajrian yang juga merupakan seorang praktisi di bidang media sosial, dengan rinci menjelaskan asal muasal bagaimana tagar #SaveHajiLulung bsia terbentuk. Diketahui bahwa rasa bahagia dan marah seorang manusialah adalah yang paling banyak menentukan bagaimana sebuah trending topic bersifat viral itu bisa terjadi. Dua sifat alamiah manusia tersebut tentunya harus disokong oleh beberapa faktor lain, seperti faktor lucu dan menghibur, ada sosok yang disukai dan harus ada pula sosok yang dibenci, faktor politis, sampai faktor Human related.

#SaveHajiLulung juga contoh yang sempurna untuk belajar menciptakan konten dan menemukan topik yang viral. Tapi sekaligus memberitahu kita begitu rumit untuk mencapainya (dan perlu keberuntungan), serta tidak setiap hari kita bisa melakukannya. (APA)

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun