Selain keranjingan, fashion, drama, dan band Korea, remaja kita juga mulai menggunakan bahasa kekorea-koreaan. Namun ya namanya juga remaja, yang penting terlihat keren. Pun dalam penggunaan bahasa Korea yang mereka campur-campur dengan bahasa Indonesia. Nah, Kompasianer Margareth Theresia, seorang alumnus Kyunghee University, melihat kesalahan-kesalahan berbahasa campuran tersebut yang justru membuat penggunanya tampak bodoh alih-alih keren. Dengan studi kasus sebuah percakapan yang di-capture, dengan detail Margareth membahas kesalahan apa saja dalam percakapan tersebut. Artikel ini pun cukup berhasil menarik perhatian dan diganjar view lebih dari 16.257 view.
6. Jilboobs, seperti Melecehkan Ibu Sendiri?
[caption id="attachment_387708" align="aligncenter" width="403" caption="Sumber gambar : http://nurdin.blogspot.com"]
Fenomena jilboobs tiba-tiba saja meramaikan jagat media sosial di Indonesia. Istilah "jilboobs" sendiri pun seolah muncul begitu saja dan digunakan semua orang, merupakan sebutan bagi perempuan yang mengenakan kerudung tapi membiarkan dadanya membusung karena baju yang ketat. Dalam sekejap, para jilboobs teridentifikasi dan dijadikan bahan olok-olok hingga MUI mengharamkan penggunaan hijab ala jilboobs. Namun, alih-alih turut menertawakan jilboobs, Kompasianer Dzafa Collection malah beropini bahwa fenomena jilboobs tak perlu dibesar-besarkan karena penggunaan hijab ala jilboobs atau yang syar'i adalah urusan individu dengan Tuhan. Akan lebih baik menganggap para jilboobs sedang belajar berhijab daripada malah menggerakkan mereka untuk melepas hijabnya. Opini Dzafa Collection ini dibaca sebanyak lebih dari 15.941 kali.
7. Seks dan Kekayaan: Ritual Pesugihan di Gunung Kemukus
[caption id="attachment_387709" align="aligncenter" width="403" caption="Ilustrasi/Kompasiana (Kompas.com)"]
Kekayaan, siapa yang tak mau memilikinya? Sayangnya, tak sedikit orang yang berusaha mendapatkannya lewat pesugihan. Salah satu situs yang sering dikunjungi orang-orang yang tak sabar menjadi kaya tersebut adalah Gunung Kemukus, Sragen, Jawa Tengah. Yang cukup mengejutkan adalah, ritual untuk mendapatkan kekayaan adalah dengan berhubungan badan dengan sesama peziarah tetapi statusnya bukan suami/istri selama tujuh kali pada hari pasaran tertentu. Kompasianer Jati, yang lebih dulu membaca cerita-cerita pesugihan di Gunung Kemukus, pun mendatangi situs tersebut demi membuktikan kebenaran cerita-cerita tersebut. Ternyata memang masih ada peziarah yang melakukan ritual pesugihan tersebut walaupun jumlahnya tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Reportase yang dari judulnya saja sudah menarik perhatian Kompasianer ini pun diklik sebanyak lebih dari 13.898 kali.
8. Menelusuri Arisan Kocok Para Tante
[caption id="attachment_387744" align="aligncenter" width="405" caption="Ilustrasi arisan/Kompasiana. (Shutterstock)"]
Arisan tante-tante sosialita dengan hadiah "berondong" sudah lama menjadi rahasia umum, bahkan sudah ada film Indonesia yang menggambarkan fenomena tersebut. Nah, Kompasianer Durjono Wisonggeni, demi mengetahui seperti apa aktivitas arisan tante-tante kaya ini, rela menjadi seorang cleaning service di sebuah kafe di kawasan Kemang yang menurut bisik-bisik biasa dijadikan tempat kumpulnya tante-tante tersebut untuk arisan. Tante-tante tersebut menggunakan mobil mewah seperti Mercy. Artikel yang menggelitik rasa ingin tahu ini pun dibuka sebanyak lebih dari 12.422 kali.
9. Wow, Seorang ABG Pajang Foto Telanjang di Jejaring Sosial
[caption id="attachment_387782" align="aligncenter" width="450" caption="Ilustrasi/Kompasiana (Kompas.com)"]
Mengabadikan diri dalam foto memang tidak boleh sembarangan, apalagi memberikan foto tersebut kepada orang lain, salah-salah bisa terjadi "bencana" seperti yang dialami gadis berinisial SAR. Putus dari pacarnya lalu menjalin hubungan dengan pemuda lain dan sudah merencanakan pernikahan, SAR malah dikejutkan oleh tindakan mantan pacarnya yang mengunggah foto telanjang SAR ke akun Facebook SAR. Hasilnya, calon suami SAR memutuskan hubungan. Orang-orang kampungnya pun jadi memandang SAR sebelah mata. Dia dan orang tuanya pun menanggung malu. Nah, SAR ini adalah gadis sekampung Kompasianer Adjat R. Sudradjat. Reportase di rubrik Sosbud ini pun menarik perhatian Kompasianer hingga dikunjungi sebanyak lebih dari 9.840 kali.
10. Maraknya Panah Wayer, Airsoft Gun, dan Pistol di Manado
[caption id="attachment_387737" align="aligncenter" width="454" caption="Panah wayer yang disita polisi Manado (sumber:sulutexplorer,com)"]
Tawuran antarwarga yang pada Mei 2014 sering terjadi di Manado, meresahkan seorang Kompasianer Michael Sendow sehingga ia menuliskan opininya di Kompasiana. Tawuran-tawuran tersebut bahkan telah merenggut korban jiwa dan kerugian materi seperti rusaknya beberapa rumah. Yang lebih mengerikan lagi, dalam tawuran-tawuran tersebut digunakan panah wayer dan airsoft gun. Bahkan anak SMP di sana pun sudah terlibat penggunaan panah wayer. Akibatnya, suasana mencekam meliputi Manado. Warga setempat takut keluar rumah, terutama pada malam hari, karena takut kena panah wayer nyasar. Menurut Michael Sendow, dibutuhkan kerja sama masyarakat, tak hanya polisi, untuk segera mengamankan Manado. Artikel ini diganjar view sebanyak lebih dari 9.519 view.