Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

14 Artikel Kanal Media dengan Respons Terbanyak di 2014

31 Desember 2014   19:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:05 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="446" caption="Ilustrasi kompas.com"]

Ilustrasi kompas.com
Ilustrasi kompas.com
[/caption] Dalam kondisi berduka, para korban pasti akan mengalami perasaan yang tak menentu, gelisah, panik, tak dapat berkata-kata biasanya adalah refleks standar ketika para korban sedang mengalami duka. Sebagai pelaku media tentunya semua harus paham dengan kondisi tersebut, pilihlah suasana yang lebih memungkinan untuk melakukan wawancara kepada korban. Kejadian yang cukup unik pula ketika TvOne meliput bencana banjir yang terjadi di Ciledug, Tangerang. Pada saat itu, reporter Andromeda Mercury mencoba mewawancarai korban yang sedang berusaha keras melintasi genangan banjir, menurut pandangan Kompasianer Ira Oemar, Andro tidak tepat mewawancarai di lokasi tersebut, karena lokasi yang tak tepat ini para korban selalu menolak untuk diwawancarai, bahkan dengan ekspresi perasaan tidak nyaman ketika diwawancarai. Akan lebih tepat jika wawancara dilakukan di tempat yang sudah lebih aman seperti pengungsian ataupun posko-posko siaga banjir lainnya, artikel ini langsung mendapatkan pembaca lebih dari 5.000 pembaca, Simak langsung pandangan lengkap dari kolumnis terbaik 2013 ini, di SINI.

12. Akun Dinda Tidak Takut Komen Pedasnya Pada Ibu Hamil Tersebar

[caption id="" align="aligncenter" width="384" caption="Path Postingan dan komentar lengkap ABG yang tidak mau kasih duduk ibu hamil di kereta.dikutip dari.kabar24.com"][/caption] Tak berbeda jauh dari kasus Florence Sihombing yang menghina kota Jogja, kali ini salah satu pengguna Commuter Line harus merasakan di-bully pengguna sosmed karena sikap antipati-nya terhadap wanita hamil. Sama seperti Florence, Dinda mengungkapkan perasaan-nya melalui aplikasi sosmed Path.

“Benci sama ibu-ibu hamil yang tiba-tiba minta duduk. Ya gue tahu lw hamil tapi plis dong berangkat pagi. Ke stasiun yang jauh sekalian biar dapat duduk, gue aja enggak hamil bela-belain berangkat pagi demi dapat tempat duduk. Dasar emang enggak mau susah.. ckckck.. nyusahin orang. kalau enggak mau susah enggak usah kerja bu di rumah saja. mentang-mentang hamil maunya dingertiin terus. Tapi sendirinya enggak mau usaha.. cape dehh,” dilengkapi dengan hashtags #notetomyselfjgnnyusahinorg!!

Postingan yang langsung juga tersebar di sosial media, membuat mayoritas pengguna sosmed juga geram dengan ungkapannya tersebut, alhasil ketika dia melakukan klarifikasi lanjut, Dinda malah lebih mendapatkan bully yang membuat sebagian orang semakin geram. Kompasianer Febrialdi menjelaskan dalam postingannya jika Dinda tidak takut postingannya tersebar luas di sosial media, artikel tersebut mendapatkan lebih dari 5.000 pembaca. Simak selengkapnya di SINI.

13. Ketika Jokowi Dikerjain Wartawan Tempo

[caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="Jokowi di Kantor Tempo (Dok. Mike R)"]

Jokowi di Kantor Tempo (Dok. Mike R)
Jokowi di Kantor Tempo (Dok. Mike R)
[/caption] Sosok yang satu ini tak akan pernah habis untuk dibahas. Kehebohan terkaitnya terjadi  ketika menyambangi kantor Tempo. Meski kedatangannya sekadar berkunjung ke kantor media tersebut, Jokowi bersama Anies Baswedan harus rela dikerjai wartawan karena ketika sesi foto Jokowi dan Anies digendong layaknya vokalis rockstar yang sedang menikmati konser tunggalnya. Sesi foto yang cukup unik juga menghasilkan foto yang unik pada cover majalah Tempo terbitan bulan Juli 2014. Kompasianer Mike Reyssent lengkap menceritakan aktivitas Jokowi ketika menyambangi kantor media tersebut, anda bisa simak selengkapnya di SINI.

14. Gara-gara Artikel MERS, Pemilik Blog “Pos Ronda” akan Dijerat dengan UU ITE

[caption id="" align="aligncenter" width="437" caption="Halaman "]

Halaman Desclimer di www.posronda.net
Halaman Desclimer di www.posronda.net
[/caption] Kali ini pemilik blog "Pos Ronda" harus merasakan teguran terkait dengan UU ITE, blog yang sesuai pada Disclaimer sebagai blog hiburan, bersifat fiktif ditanggapi serius Menkominfo yang pada saat itu dijabat oleh Tifatul Sembiring. Postingan blog dengan judul “Cegah MERS, Kemenkominfo Akan Batasi Kuota Internet” mendapat teguran dari Kemenkominfo karena dianggap menghina Tifatul Sembiring. Dalam artikel tersebut Pos Ronda parodikan langkah Kemenkominfo yang akan membatasi kuota internet untuk mencegah virus MERS. Iskandarjet juga menjelaskan dalam postingan-nya di SINI, pihak Kemenkominfo menanggapi serius dengan memberikan pernyataan,

MERS itu pada dasarnya adalah penyakit infeksi pernapasan. Penelitian masih terus dilakukan oleh WHO, dan kemungkinan besar disebabkan karena virus atau bakteri. Tapi virus yang dimaksud di sini tidak sama dengan virus komputer. Beda jauh, dan saya sebenarnya bingung kenapa ada yang menganggapnya sama.”

Artikel hiburan yang dianggap Hoax oleh Kemenkominfo, saat ini sudah dihapus. Namun, bagaimana dengan situs-situs hoax yang selama ini masih beredar?

***

Itulah ke-14 artikel yang paling mendapatkan respon dan pembaca di kanal Media, mengutip kata-kata dari pendiri Kompasiana, Kang Pepih Nugraha "Good Journalism yang akan bertahan di dalam dunia penulisan". Sebagai pewarta warga Kompasianer wajib memberikan pandangan maupun laporan secara positif disertai fakta-fakta, mari junjung terus Good Journalism. (KEV)

Let's Share and Connect, Kompasianer!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun