Mohon tunggu...
Aat Atoillah
Aat Atoillah Mohon Tunggu... Guru - Tetaplah bersyukur

Orang Bojonegara-Puloampel yang semangat untuk menjadi penulis agar bisa berkarya dan bisa mengharumkan daerah kelahiran tercinta.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Filosofi Mendaki Gunung

20 Desember 2022   21:53 Diperbarui: 20 Desember 2022   22:15 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang lain akan menyangka kau orang gila saat menaiki gunung yang dianggap hanya pekerjaan sia-sia. Orang lain akan mencacimu ketika kau belajar untuk naik gunung karena orang lain tak tau apa yang kau cari disana. Orang lain akan senang, ketika kau mengurungkan niatnya. Mematahkan langkah semangatmu, untuk tidak melakukan perjalananmu kesana.

Orang lain itu seperti setan, yang menggodamu dan menakut-nakutimu, agar kau tak berani mengambil keputusan. Untuk cepat berencana dan beranjak menuju gunung.

Padahal gunung itu bagaikan cita-citamu, tujuanmu karirmu dan semua keinginan-keinginan muliamu, tetapi apa yag terjadi, justru banyak tantangan dan rintangan yang berasal dari sekelilingmu.

Kau akan mendapatkan prasangka buruk, cacian dan pasti banyak orang yang ingin mematahkan semangatmu untuk menuju kesuksesan itu

Godaan yang membuatmu berpaling, untuk berperilaku malas-malasan murung tak percaya diri, dan sifat pesimistis itu semua musuhmu. Kau tak boleh ramah dengan semua itu karena kau harus melawannya.

Ketika kau sedang melangkahkan kaki, mulai menuju sukses. Orang lain akan menakuti dengan kegagalan yang belum tentu terjadi. Tetapi dirimu sudah merasa takut duluan.

Sebagai penutup setelah kau sampai di puncak gunung sana, maka kau akan dapat jawaban kenapa kamu mendaki gunung.

Seperti setelah kau sukses, maka kau akan tersadar bahwa sukses itu harus dengan perjuangan. Dimulai dari satu langkah kelangkah selanjutnya. Tanpa henti dan merasa puas. Seperti seekor kura-kura yang tak pernah berjalan kebelakang. Ia selalu jalan kedepan meskipun perlahan untuk mencapai apa yang ingin ia tuju.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun