Mohon tunggu...
Aat Atoillah
Aat Atoillah Mohon Tunggu... Guru - Tetaplah bersyukur

Orang Bojonegara-Puloampel yang semangat untuk menjadi penulis agar bisa berkarya dan bisa mengharumkan daerah kelahiran tercinta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Seandainya Aku adalah Penulis Hebat

19 Desember 2022   19:31 Diperbarui: 19 Desember 2022   20:01 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca dan menulis adalah kegiatan yang amat penting. Sejak usia dini, kita mungkin pernah belajar dan diajarkan tentang huruf abjad, a,b,c, d dan seterusnya atau juga diajarkan tentang nomor 1,2,3 dan seterusnya. Baik oleh orang tua maupun guru kita di sekolah.

Dulu saat kita masih kecil, tak perlu memahami atau harus mengerti karena memang sebatas itu yakni dapat membaca dan menulis saja sudah menjadi kebanggaan. Terlebih kita akan mengerutkan kening saat mendengar jika ada yang masih buta huruf.

Tetapi ketika telah dewasa, kita akan dituntut untuk memahami atau mengerti setiap apa yang kita tulis dan dibaca. Entah hanya mencari wawasan pengetahuan atau sedang mencari referensi mengerjakan tugas kuliah, atau membuat makalah.

Berbicara tentang membaca dan menulis tak jauh dari pengembangan berbahasa dan mengenal angka. Berarti hal demikian termasuk kegiatan literasi.


Beberapa langkah telah dilakukan baik oleh pemerintah maupun suadaya masyarakat bahkan gerakan literasi dari perorangan. Namun kadang upaya yang dilakukan kurang mengena sasaran dan jauh dari harapan. Misalnya bagaimana sirkulasi dan pengembangan perpustakaan baik yang ada disekolah di pemerintahan atau di Taman Baca Masyarakat (TBM). Bisa kita saksikan seberapa ketertarikan masyarakat terhadap perpustakaan. 

Apakah semakin banyak pengunjung duduk dan sering membaca buku di dalamnya, atau justru bangunan yang disebut gudang ilmu itu hanya sebatas memajang dan hanya sebatas tempat menyimpan buku.

 Bagaimana bisa hidup dan berkembang bila saat ini perpustakaan tak semenarik dulu, sebelum adanya teknologi informasi seperti internet atau Mbah Google yang saat ini menjadi primadona saat mencari beberapa referensi atau informasi lainnya.

Memang zaman semakin memanjakan diri kita. Ingin menulis atau membaca bisa di hp, dileptop atau gadget lainnya tak perlu repot membawa buku dan pena. Begitu juga membaca. Semakin mudah saat adanya teknologi serba digital. Seperti adanya ebook, audiobook atau membaca artikel atau buku online dari berbagai aplikasi android yang dapat kita manfaatkan dari hp misalnya.

Dengan adanya kemudahan tersebut tapi masih banyak alasan atau merasa sulit dalam menulis atau membaca. Dan sehebat apapun kemajuan teknologi tersebut, tetap ada efek samping atau beberapa kekurangan. Misalnya masalah kuota habis, batre lowbat, mati listrik, kekurangan signal, dan berbagai masalah lainnya.

Memang semua harus serba online, tetapi ada beberapa hal untuk saat-saat tak perlu online yang tentu terkendala dengan biaya. Cenderung bagaimana kondisi kantong dan bila ingin tetap bergaya sederhana atau gaya jadul.

Seandainya aku adalah penulis hebat, aku ingin membuat tulisan yang hebat yaitu terutama memotivasi, menginspirasi, mempengaruhi, mengajak dan menyentuh hati orang lain, agar bergerak untuk mau membaca utamanya, walaupun penulis itu terkenal hebatnya karena tulisannya, tetapi ingat bahwa seorang penulis hebat karena mulanya adalah dari aktivitas membaca yang hebat pula.

Seberapa hebat kita menulis dan berapa orang yang telah tergerak hatinya dan terinspirasi oleh tulisan kita untuk menumbuhkan semangat membaca.

Karena akan percuma walaupun banyak penulis hebat tapi bila sedikit orang yang berminat untuk membaca. Kecuali saat ini membaca dan menulis pesan WhatsApp itu sangat tinggi minat bacanya hampir setiap hari dan secara cepat selalu membaca dan membalasnya.

Seandainya aku adalah penulis hebat, aku hanya ingin berpesan siapapun diri kita tetaplah untuk sempat membaca meskipun hanya sebentar saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun