Pada pekan lalu, Thailand menjadi negara pertama di luar Eropa yang menangguhkan penggunaan vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca.
Namun, otoritas kesehatan Thailand mengubah keputusan itu, dan memutuskan untuk menyuntikkan vaksin AstraZeneca.
Perdana Menteri dan jajaran Kabinet menjadi penerima pertama.
Baca juga: Distribusi Vaksin Covid-19 AstraZeneca Ditunda, Ini Penjelasan Kemenkes
Filipina
Selain Thailand, sejumlah negara memutuskan untuk tetap melanjutkan program vaksinasi mereka dengan menggunakan vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca.
Juru Bicara Presiden Filipina Harry Roque mengatakan, Filipina tidak akan menunda penggunaan vaksin AstraZeneca karena manfaat yang didapat dinilai lebih besar dari risikonya.
"Belum ada data pasti yang menunjukkan bahwa penggumpalan darah disebabkan oleh vaksin AstraZeneca. Jika ada data valid mengenai hal itu, kami mungkin juga akan menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca," kata Roque.
"Para pakar kami mengatakan, manfaat yang didapat dari penggunaan vaksin AstraZeneca jauh lebih besar dibandingkan efek samping dari vaksin ini," ujar dia.
Filipina sejauh ini telah menerima 525.000 dosis vaksin AstraZeneca melalui program berbagi vaksin COVAX, dan telah menyuntikkan 12.788 dosis.
Australia
Sementara itu, Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt juga menyatakan bahwa negaranya tidak akan menangguhkan program vaksinasi yang tengah berjalan.
Ausralia sejauh ini telah memvaksinasi 200.000 warganya, dan berencana untuk mengimpor serta memproduksi 70 juta dosis vaksin AstraZeneca.