Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

UPDATE Corona 16 Maret 2021: 10 Negara dengan Kasus Covid-19 Tertinggi | WHO Desak Dunia Tak Hentikan Vaksinasi

16 Maret 2021   09:01 Diperbarui: 16 Maret 2021   09:09 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemakaman pasien covid-19 di pemakaman umum Karang Medain dilakuman sesuai protokol covid-19

Pemakaman pasien covid-19 di pemakaman umum Karang Medain dilakuman sesuai protokol covid-19KOMPAS.com - Penyebaran virus corona secara global, masih terus bertambah dari hari ke harinya.

Melansir data dari laman Worldometers, hingga Selasa (16/3/2021) pagi, total kasus Covid-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 120.745.239 (120 juta) kasus.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 97.393.162 (97 juta) pasien telah sembuh, dan 2.671.176 orang meninggal dunia.

Kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 20.680.901 dengan rincian 20.592.846 pasien dengan kondisi ringan dan 88.055 dalam kondisi serius.

Baca juga: Simak 3 Gejala Baru Covid-19, dari Anosmia hingga Parosmia

Berikut 10 negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak:

1. Amerika Serikat: 30.135.014 kasus, 547.961 orang meninggal, total sembuh 22.283.061

2. Brasil: 11.519.609 kasus, 279.286 orang meninggal, total sembuh 10.111.954

3. India: 11.409.524 kasus, 158.892 orang meninggal, total sembuh 11.025.493

4. Rusia: 4.400.045 kasus, 92.494 orang meninggal, total sembuh 4.003.576

5. Inggris: 4.263.527 kasus, 125.580 orang meninggal, total sembuh 3.526.715

6. Perancis: 4.078.133 kasus, 90.762 orang meninggal, total sembuh 273.771

7. Italia: 3.238.394 kasus, 102.499 orang meninggal, total sembuh 2.605.538

8. Spanyol: 3.195.062 kasus, 72.424 orang meninggal, total sembuh 2.857.714

9. Turki: 2.894.893 kasus, 29.552 orang meninggal, total sembuh 2.716.969

10. Jerman: 2.585.369 kasus, 74.115 orang meninggal, total sembuh 2.365.100

Baca juga: Masih Merasakan Anosmia, Kapan Isolasi Boleh Diakhiri?

Indonesia

Keluarga berdoa ke jenazah pasien suspect virus corona atau Covid-19 di TPU Pondok Rangon, Jakarta Timur, Kamis (9/9/2020). Petugas administrasi TPU Pondok Ranggon mengatakan saat ini jumlah makam yang tersedia untuk jenazah dengan protokol COVID-19 tersisa 1.069 lubang makam, dan diperkirakan akan habis pada bulan Oktober apabila kasus kematian akibat COVID-19 terus meningkat.Kasus virus corona di Indonesia tercatat juga mengalami peningkatan, baik dari jumlah kasus, sembuh, maupun yang meninggal dunia.

Hingga Senin (15/3/2021) pukul 12.00 WIB, kasus positif Covid-19 bertambah sebanyak 5.589, sehingga jumlahnya saat ini menjadi 1.425.044 orang.

Sedangkan untuk kasus sembuh, juga ada penambahan sebanyak 6.830 orang.

Penambahan itu sekaligus menjadikan total pasien yang telah sembuh menjadi 1.249.947 orang.

Namun, pasien yang meninggal dunia karena infeksi Covid-19 ini juga ikut bertambah sebanyak 147 orang.

Maka, jumlah pasien yang meninggal dunia kini jumlahnya menjadi 38.573 orang.

Baca juga: Mutasi Virus Corona B.1.1.7 Terdeteksi di 5 Provinsi, Mana Saja?

Korea Selatan

Penanganan pasien terinfeksi virus corona di Korea Selatan.Dilansir Reuters, Senin (15/3/2021), Korea Selatan mengumumkan rencana untuk memperluas kampanye imunisasi pada kuartal kedua tahun ini.

Dengan tujuan, penyuntikan hampir seperempat dari total 52 juta populasinya pada Juni 2021 dengan vaksin Covid-19.

Mulai April, lebih banyak kelompok prioritas akan menerima vaksin, termasuk lebih banyak orang berusia 65 atau lebih, petugas kesehatan lainnya, polisi, petugas pemadam kebakaran, serta tentara dan pramugari.

Negeri Ginseng mulai memberikan vaksin kepada pekerja medis berisiko tinggi dan yang sakit kritis pada akhir Februari saat memerangi gelombang ketiga Covid-19 dan berupaya mencapai kekebalan kelompok pada November.

"Tujuan utama kami adalah untuk memvaksinasi hingga 12 juta orang dalam paruh pertama tahun ini," kata direktur Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) Jeong Eun-kyeong dalam penjelasan singkatnya, Senin (15/3/2021).

Selengkapnya, baca di sini.

Baca juga: Disetujui WHO, Ini 5 Hal yang Perlu Diketahui dari Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson

Filipina

Masih dari sumber yang sama, juru bicara Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Harry Roque, mengonfirmasi bahwa dirinya positif terpapar Covid-19.

Akan tetapi, Roque mengaku bahwa dirinya belum melakukan kontak dengan Duterte sejak menerima hasil tesnya.

Terakhir kali pertemuan bersama Duterte adalah pada 11 Maret, kata Roque.

Dia mengatakan pada pengarahan kepada media secara virtual bahwa dirinya tidak menunjukkan gejala dan akan terus bekerja dari jarak jauh di fasilitas isolasi.

Berita tentang diagnosis Roque itu muncul ketika Filipina telah mencatat lonjakan kasus Covid-19, dengan hampir 10.000 infeksi baru ditambahkan ke penghitungan total selama akhir pekan.

Selengkapnya, baca di sini.

Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?

Thailand

Otoritas Thailand akan mulai menggunakan vaksin Covid-19 AstraZeneca pada Selasa (16/3/2021) setelah sesaat sempat menundanya lantaran kekhawatiran keamanan vaksin.

Perdana menteri beserta menteri kabinet akan menjadi penerima vaksin pertama.

Thailand menjadi negara pertama di luar Eropa yang menangguhkan penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Pihak berwenang di Irlandia, Denmark, Norwegia, Islandia, dan Belanda menangguhkan penggunaan vaksin mereka karena masalah pembekuan darah.

Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charnvirakul mengatakan banyak negara telah mengonfirmasi tidak ada masalah pembekuan darah sebagai efek samping dari vaksin dan akan terus memberikannya.

Selengkapnya, baca di sini.

Baca juga: Mengenal Vaksin AstraZeneca, dari Diproduksi Inggris hingga Efek Sampingnya...

WHO

Ilustrasi WHOOrganisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau negara-negara untuk tidak menghentikan kampanye vaksinasi setelah sejumlah negara menangguhkan penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca karena kekhawatiran keamanan.

WHO mengatakan, panel penasihatnya sedang meninjau laporan terkait dengan vaksin AstraZeneca dan akan merilis temuannya sesegera mungkin.

"Sampai hari ini, tidak ada bukti bahwa insiden tersebut disebabkan oleh vaksin dan penting agar kampanye vaksinasi terus berlanjut sehingga kami dapat menyelamatkan nyawa dan membendung penyakit parah dari virus tersebut," kata Juru Bicara WHO Christian Lindmeier.

Denmark dan Norwegia telah melaporkan kasus perdarahan, pembekuan darah, dan jumlah trombosit yang rendah setelah pemberian vaksin AstraZeneca.

Islandia dan Bulgaria sebelumnya menangguhkan penggunaan vaksin tersebut sementara Austria dan Italia berhenti menggunakan vaksin asal perusahaan Inggris itu.

Selengkapnya, baca di sini.

Baca juga: 4 Klaim Keunggulan Vaksin AstraZeneca yang Baru Tiba di Indonesia

 

603f7fd8b67aa.jpgKOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mutasi Virus Corona B.1.1.7 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun