Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Viral Penghuni Kamar Indekos Penuh Tumpukan Sampah, Hoarding Disorder?

14 Maret 2021   17:01 Diperbarui: 14 Maret 2021   17:04 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tangkapan layar video yang ramai di TikTok yang memperlihatkan kamar indekos yang penuh sampah.KOMPAS.com - Ramai di media sosial video menampilkan sebuah kamar indekos yang penuh dengan gunungan sampah di dalamnya.

Ketika pintu dibuka, kamar tampak penuh dengan tumpukan sampah karton bekas bungkus makanan dan plastik yang berhamburan, bahkan di dekat kasur atau tempat tidur.

Video berdurasi 21 detik itu beredar di TikTok @ongdhef77. Video telah disukai sebanyak 59,6 ribu penguna dan mendapat balasan 4.188 orang.

Salah satu warganet di Twitter @DokterPodcast juga mengomentari video tersebut. "Apakah ini bentuk Hoarding Disorder?," tulis akun tersebut.

Apakah perilaku menimbun sampah di dalam kamar ini termasuk pelaku menyimpang? Begini penjelasan dari ahli.

Baca juga: Twit Viral Indomie Edisi Ramadhan, Ini Kata Indofood

Mengarah ke hoarding disorder

Psikiater dr Dharmawan A. Purnama menyebut, secara umum kondisi seperti itu  mengarah pada hoarding disorder.

"Benar hoarding (disorder) arahnya," kata Dharmawan, Minggu (14/3/2021).

Hanya saja ia belum dapat memastikan apakah pemilik kamar tersebut dapat dipastikan mengalami gangguan yang satu itu.

"Kalau hoarding harus kita pastikan memang si pelaku tidak dapat mengendalikan dorongan obsesifnya untuk tidak membuang sampah tersebut," jelas dokter jiwa yang berpraktik di Ciputra Medical Center ini.

Untuk mengetahui lebih lanjut, Dharmawan mengatakan, harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Ia tidak dapat mendiagnosis apakah pemilik kamar termasuk pengidap hoarding disorder atau bukan.

"Kita mesti cari fitur (ciri) yang berhubungan dengan hoarding, jadi ada variasinya," ujar dia.

Seorang pengidap kelainan ini biasanya lekat dengan sikap ketidaktegasan, menghidari kesempurnaan, dan gemar melakukan penundaan.

Ia juga mengalami kesulitan perencanaan dan pengorganisasian tugas, dan tidak dapat ditebak.

Baca juga: Video Viral Es Krim dari Nasi Padang, Ini Kata Ahli Gizi

Tiga perilaku hoarding disorder

Dharmawan menyampaikan setidaknya ada 3 variasi hoarding disorder berdasarkan American Psychiatric Association (2013):

1. Good/fair insight: mengakui bahwa hoarding disorder terkait dengan keyakinan dan kebiasaan yang itu bermasalah.  

2. Poor insight: hampir sepenuhnya meyakini bahwa hoarding disorder terkait keyakinan dan kebiasaan bukanlah merupakan suatu masalah, meski ada bukti yang menunjukkan sebaliknya.

3. Absent insight/delusional beliefs: dia sepenuhnya yakin bahwa hoarding disorder bukan lah suatu maslah, meski ada bukti yang menunjukkan sebaliknya.

Senang menimbun barang

Mengutip Psychiatry.org, hording disorder adalah kondisi seseorang yang senang menyimpan barang yang dianggap orang lain sebagai barang tidak penting, secara berlebihan.

Menyimpan berlebihan atau menimbun, berbeda dengan mengoleksi. Jika ada kolektor yang gemar menyimpan benda kuno, miasalnya, mereka akan merawat dan memajang benda tersebut dengan apik.

Namun orang dengan gangguan ini, mereka akan menaruhnya secara acak dan sembarangan.

Penderita juga mengalami kesulitan untuk mulai menyingkirkan benda-benda tersebut hingga mengganggu penggunaan tempat tinggal atau ruangan mereka. 

Baca juga: Video Viral Adanya Gunung Emas di Kongo, Bagaimana Ceritanya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun