Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Update Corona Global 11 Maret: 5 Negara dengan Kasus Covid-19 Terbanyak di Dunia

11 Maret 2021   10:00 Diperbarui: 11 Maret 2021   10:04 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alissa Eckert dan Dan Higgins, ilustrator dari Centers for Disease Control and Prevention, diminta untuk membuat ilustrasi virus corona yang mampu menarik perhatian publik.(the new york times)

Alissa Eckert dan Dan Higgins, ilustrator dari Centers for Disease Control and Prevention, diminta untuk membuat ilustrasi virus corona yang mampu menarik perhatian publik.(the new york times)

KOMPAS.com - Pandemi virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 masih terjadi di berbagai negara di dunia.

Sejumlah negara mulai melakukan program vaksinasi Covid-19 sebagai salah satu langkah mengakhiri pandemi virus corona.

Melansir Worldometers, Kamis (11/3/2021) pukul 06.45 WIB, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 secara global sebanyak 188.607.029 kasus.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 94.221.177 orang telah dinyatakan sembuh dan virus telah menewaskan 2.630.898 orang di seluruh dunia.

Negara mana saja yang mencatatkan kasus Covid-19 paling banyak? 

1. Amerika Serikat

Amerika Serikat menduduki peringkat pertama negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia.

Kasus positif di negara ini sebanyak 29.857.797 kasus, dengan 20.638.228 kasus telah sembuh. Adapun kematian akibat virus corona di AS dilaporkan sebanyak 542.007 orang.

Baca juga: Joe Biden Larang WNA dari 30 Negara Masuk Amerika Serikat, Ini Daftarnya

2. India

Menyusul di posisi kedua. Kasus infeksi corona di India tercatat sebanyak 11.284.311 kasus.

Dari jumlah ini, sebanyak 10.935.803 telah dinyatakan sembuh, dan 158.213 orang meninggal dunia karena Covid-19 di India.

3. Brazil

Brazil melaporkan kasus positif di negaranya sebanyak 11.205.972 kasus, dengan 80.955 kauss baru selama satu hari terakhir.

Sebanyak 9.913.739 kasus telah sembuh dan ada 270.917 kasus kematian akibat Covid-19 di negara itu.

4. Rusia

Rusia berada di posisi keempat, dengan 4.351.553 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.945.527 orang telah sembuh.

Adapun virus corona telah menewaskan 90.275 orang di Rusia.

5. Inggris

Inggris melaporkan 4.234.924 kasus positif infeksi virus corona SARS-CoV-2.

Negara yang berada di urutan kelima kasus terbanyak di dunia ini mencatat sebanyak 3.348.489 kasus telah pulih.

Sebanyak 124.987 orang meninggal dunia akibat Covid-19 di Inggris.

Baca juga: Mengenal Vaksin AstraZeneca, dari Diproduksi Inggris hingga Efek Sampingnya...

Studi: Mutasi virus B.1.1.7 tampak lebih mematikan

Ilustrasi mutasi virus corona Brasil. Dalam suatu studi, ilmuwan menemukan varian baru virus corona Brasil lebih menular dan dapat meningkatkan risiko infeksi ulang Covid-19. Saat ini, varian virus P.1 itu telah muncul di Inggris.Studi terbaru dari varian virus corona B.1.1.7, yang pertama kali diidentifikasi di Inggris, dikaitkan dengan perkiraan risiko kematian lebih tinggi daripada virus corona sebelumnya.

Melansir CNN Internasional, sampel orang di Inggris yang terinfeksi dengan varian tersebut kemungkinan 64 persen berisiko meninggal dunia, jika dibandingkan kelompok yang terinfeksi dengan jenis corona yang menyebar sebelumnya.

Mutasi virus corona B.1.1.7 sebelumnya disebut lebih mudah menular.

Para peneliti dari berbagai institusi di Inggris, menganalisis lebih dari 100.000 pasien yang dites positif Covid-19 antara Oktober hingga Januari 2021, dan ditindaklanjuti hingga pertengahan Februari.

Studi dilakukan dengan membandingkan tingkat kematian pada orang-orang di Inggris yang terinfeksi varian B.1.1.7 terhadap kelompok yang terinfeksi virus corona jenis lain.

Para ilmuwan menyebutkan, varian baru itu menyebabkan tingkat kematian yang secara signifikan lebih tinggi.

Baca juga: Mutasi Virus Corona B.1.1.7 Terdeteksi di 5 Provinsi, Mana Saja?

Penelitian yang diterbitkan British Medical Journal pada Rabu (10/3/2021), studi di Inggris mengungkapkan infeksi B.1.17 menyebabkan 227 kematian dalam sampel dari 54.906 pasien Covid-19, dibandingkan dengan 141 dengan jumlah pasien yang sama yang terinfeksi varian lainnya.

"Ditambah dengan kemampuannya untuk menyebar dengan cepat, ini membuat B.1.1.7 menjadi ancaman yang harus ditanggapi dengan serius," kata Robert Challen, peneliti di Exeter University yang ikut memimpin penelitian seperti dikutip dari Aljazeera, Kamis (11/3/2021).

Varian B.1.1.7 pertama kali terdeteksi di wilayah Kent, pada September 2020.

Sejak saat itu, mutasi virus corona menjadi strain dominan di Inggris dan menyebar ke luar wilayah dengan cepat, dan lebih dari 100 negara lain telah melaporkan kasus infeksi virus baru ini.

Varian B.1.1.7 memiliki 23 mutasi dalam kode genetiknya, jumlah perubahan yang relatif tinggi, dengan beberapa di antaranya membuat virus jauh lebih mampu menyebar.

Ilmuwan Inggris memaparkan, varian ini sekitar 40-70 persen lebih mudah ditularkan daripada virus corona gelombang pertama.

Baca juga: Efekifkah Vaksin AstraZeneca Tangkal Varian B.1.1.7? Ini Kata Kemenkes

Penyebarannya yang cepat di Inggris akhir tahun lalu memicu lonjakan kasus dan kematian.

Bahkan, pada 4 Januari 2021, diberlakukan penguncian nasional. Penguncian ini merupakan yang ketiga kalinya di negara itu sejak pandemi dimulai.

Hingga saat ini, Inggris telah mencatat lebih dari 4,3 juta kasus Covid-19, dengan virus telah menewaskan hampir 125.000 orang di seluruh negeri, salah satu jumlah kematian terburuk di dunia.

Dalam upaya untuk mengatasi krisis, para pejabat telah meluncurkan program inokulasi massal yang telah membuat lebih dari 22,5 juta orang, sekitar sepertiga dari populasi orang dewasa Inggris, menerima setidaknya satu dosis vaksin hingga saat ini.

Bulan lalu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yakin vaksin yang saat ini digunakan di Inggris, diproduksi oleh Oxford-AstraZeneca dan Pfizer/BioNtech, efektif dalam melindungi dari kematian dan penyakit serius. 

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), vaksin Covid-19 yang saat ini sedang dikembangkan atau telah disetujui di berbagai belahan dunia diharapkan dapat memberikan setidaknya beberapa perlindungan terhadap varian baru tersebut.

Akan tetapi, diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan yang sebenarnya terjadi dalam perjalanan infeksi varian B.1.1.7 yang dapat menyebabkan peningkatan risiko kematian.

Baca juga: Kasus Mutasi Virus Corona B.1.1.7 di Indonesia Bertambah, Apa Saja Gejala Covid-19 Inggris Ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun