KOMPAS.com - Indonesia mendapat tambahan vaksin Covid-19 dari perusahaan AstraZeneca sebanyak 1.113.600 dosis pada Senin (8/3/2021).Â
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan vaksin tersebut didapatkan dari hasil kerja sama multilateral.
"Pada hari ini, Indonesia menerima pengiriman pertama vaksin AstraZeneca sebesar 1.113.600 vaksin jadi dengan total berat 4,1 ton yang terdiri dari 11.136 karton," kata Retno dalam konferensi yang disiarkan secara daring melalui YouTube resmi Sekretariat Presiden, Senin (8/3/2021).Â
Baca juga: Menlu: 1,1 Juta Vaksin AstraZeneca Didapatkan dari Jalur Multilateral
Retno mengatakan, jumlah 1.113.600 vaksin ini adalah bagian awal dari batch pertama, pemberian vaksin melalui jalur multilateral.
Dalam batch pertama Indonesia yang akan berlangsung hingga Mei 2021, akan memperoleh total 11.748.000 vaksin jadi.
Berikut ini sejumlah hal yang perlu diketahui tetang vaksin Covid-19 AstraZeneca:
Kandungan vaksin
Mengutip biospace.com, (8/2/2021), Universitas Oxford di Inggris mengumumkan hasil analisis dan uji coba vaksin AstraZeneca, pada 23 November 2020 lalu.
Vaksin dengan nama ChAdOx1 nCov-19 atau AZD1222 ini telah diuji coba di Inggis dan Brasil, dan menunjukkan kemanjuran hingga 90 persen.
Vaksin AstraZeneca menggunakan teknologi dari perusahaan pemintalan Oxford, Vaccitech.
Cara kerja vaksin ini dengan menyebarkan vektor modifikasi virus pada simpanse, yang sebelumnya telah dilemahkan dari virus flu biasa (adenovirus).
Kandungan AstraZeneca berisi bahan genetik dari protein lonjakan. Setelah vaksinasi, sel menghasilkan protein lonjakan yang merangsang sistem kekebalan untuk melawan virus Sars-CoV-2 yang jadi penyebab Covid-19.
Baca juga: 6 Fakta Vaksin AstraZeneca yang Bakal Masuk ke Indonesia
Pemberian dosis
Vaksin AstraZeneca diberikan dalam dua dosis dengan jumlah masing-masing 0,5 mililiter.
Adapun interval pemberian dosis lebih lama dalam rentang 8 hingga 12 minggu dikaitkan dengan kemanjuran vaksin yang lebih besar.
Para ilmuwan telah mengajukan pertanyaan tentang dosis dan interval yang optimal.
Mengutip studi The Lancet tentang rentang waktu, dosis, dan efiksasi vaksin AstraZeneca, mengungkapkan bahwa vaksin menunjukkan kemanjuran 82,4 persen setelah dua dosis standar, dengan pemberian terpisah tiga bulan atau 12 minggu.
Jika interval kurang dari 6 minggu, efikasi jadi lebih rendah yaitu 54,9 persen.
Meskipun data ini belum ditinjau peneliti lain, hal itu menunjukkan waktu antara dosis merupakan faktor kunci dalam kemanjuran vaksin AstraZeneca.
Baca juga: Menilik Perbedaan Vaksin Oxford-AstraZeneca dengan Pfizer/BioNTech, Apa Saja?
Penyimpanan
Penyimpanan vaksin AstraZeneca dinilai tak rumit, karena tidak membutuhkan suhu dingin yang ekstrem seperti beberapa jenis vaksin lainnya.
Vaksin yang dikembangkan AstraZeneca tidak memerlukan pembekuan pada suhu minus 70 derajat.
Suhu penyimpanannya sama seperti vaksin Sinovac hanya membutuhkan penyimpanan dalam lemari es, dengan standar suhu 2 sampai 8 derajat celcius.
Perbedaannya, ada pada ketahanan vaksin dalam ruang penyimpanan.
Untuk vaksin AstraSeneca mampu bertahan sampai 6 bukan, sedangkan vaksin Sinovac dapat bertahan hingga 3 tahun lamanya.
Baca juga: 5 Hal soal Vaksin AstraZeneca dan Oxford, dari Efektivitas hingga Harga
Batas usia
Dilansir dari laman WHO, vaksin AstraZeneca memenuhi kriteria WHO untuk pertimbangan Kelompok Penasihat Strategis Ahli Imunisasi (SAGE).
EMA telah menilai secara menyeluruh data tentang kualitas, keamanan, dan kemanjuran vaksin dan merekomendasikan pemberian izin pemasaran bersyarat untuk orang yang berusia 18 tahun ke atas.
Vaksin ini mampu melawan gejala infeksi virus yang menyebabkan Covid-19 dengan efikasi 63,09 persen.
Sementara itu dikutip dari Kompas.com (2/3/2021), Pemerintah Perancis menyatakan lansia dengan penyakit bawaan bisa mendapatkan vaksin Covid-19 AstraZeneca.
"Orang dengan penyakit bawaan dapat divaksinasi dengan AstraZeneca, termasuk mereka yang berusia antara 65 dan 74 tahun," kata Menteri Kesehatan Perancis Olivier Veran melansir BBC pada Selasa (2/3/2021).
Baca juga: Perancis Beri Izin Vaksin AstraZeneca untuk Usia di Atas 65 Tahun
Harga vaksin
Mengutip Kompas.com, (7/12/2020), pada Oktober 2020, disebutkan harga vaksin Covid-19 Sinovac sekitar Rp 200.000 per dosis.
Harga tersebut lebih murah daripada yang dipasarkan di China, yaitu 29,75 dollar AS atau sekitar Rp 421.000 per dosis.
Adapun vaksin AstraZeneca ditetapkan jadi vaksin termurah dengan hanya 4 dollar AS atau sekitar Rp 57.000.
Akan tetapi, seperti kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah, semua jenis vaksin diberikan secara gratis bagi masyarakat Indonesia.
Baca juga: Berapa Harga Vaksin Oxford-AstraZeneca yang Diklaim Murah?
Â
(Sumber: Kompas.com/Sania Mashabi/Ahmad Naufal Dzulfaroh, Mela Arnani | Editor: Rendrika Ferri Kurniawan, Diamanty Meiliana)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H