Kandungan AstraZeneca berisi bahan genetik dari protein lonjakan. Setelah vaksinasi, sel menghasilkan protein lonjakan yang merangsang sistem kekebalan untuk melawan virus Sars-CoV-2 yang jadi penyebab Covid-19.
Baca juga: 6 Fakta Vaksin AstraZeneca yang Bakal Masuk ke Indonesia
Pemberian dosis
Vaksin AstraZeneca diberikan dalam dua dosis dengan jumlah masing-masing 0,5 mililiter.
Adapun interval pemberian dosis lebih lama dalam rentang 8 hingga 12 minggu dikaitkan dengan kemanjuran vaksin yang lebih besar.
Para ilmuwan telah mengajukan pertanyaan tentang dosis dan interval yang optimal.
Mengutip studi The Lancet tentang rentang waktu, dosis, dan efiksasi vaksin AstraZeneca, mengungkapkan bahwa vaksin menunjukkan kemanjuran 82,4 persen setelah dua dosis standar, dengan pemberian terpisah tiga bulan atau 12 minggu.
Jika interval kurang dari 6 minggu, efikasi jadi lebih rendah yaitu 54,9 persen.
Meskipun data ini belum ditinjau peneliti lain, hal itu menunjukkan waktu antara dosis merupakan faktor kunci dalam kemanjuran vaksin AstraZeneca.
Baca juga: Menilik Perbedaan Vaksin Oxford-AstraZeneca dengan Pfizer/BioNTech, Apa Saja?
Penyimpanan
Penyimpanan vaksin AstraZeneca dinilai tak rumit, karena tidak membutuhkan suhu dingin yang ekstrem seperti beberapa jenis vaksin lainnya.
Vaksin yang dikembangkan AstraZeneca tidak memerlukan pembekuan pada suhu minus 70 derajat.