Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Makna Salam Tiga Jari pada Aksi Protes di Myanmar

7 Maret 2021   13:01 Diperbarui: 7 Maret 2021   13:50 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
An anti-coup protester writes emergency information of another protester on his arm in Yangon, Myanmar, (3/3/2021)

Para pengunjuk rasa memamerkan plakat dalam aksi protes di dekat Kedutaan Besar Indonesia di Yangon, Myanmar Selasa (23/2/2021).KOMPAS.com - Kudeta yang dilakukan oleh junta militer Myanmar, Tatmadaw, terhadap pemimpin de facto negara itu, Aung San Suu Kyi, memicu pergolakan sipil dan aksi demonstrasi besar-besaran.

Demonstrasi berlangsung sejak militer menangkap Suu Kyi, beserta sejumlah pejabat partai National League for Democracy (NLD), pada 1 Februari 2021.

Tatmadaw menggulingkan kekuasaan sipil setelah mereka melontarkan tudingan bahwa Suu Kyi dan NLD melakukan kecurangan untuk memenangi Pemilu pada November 2020.

Merespons kudeta yang dilancarkan Tatmadaw, masyarakat sipil Myanmar yang terdiri dari berbagai elemen, seperti buruh, pegawai negeri, pekerja kantoran, tenaga medis, pelajar, dan mahasiswa, menggelar aksi unjuk rasa di berbagai kota.

Para pengunjuk rasa menuntut pembebasan Suu Kyi dan pejabat partai NLD, serta menuntut militer mundur dari pemerintahan.

Berdasarkan pantauan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sedikitnya 38 orang tewas akibat aksi unjuk rasa yang direspons represif oleh aparat, yang mencoba membubarkan massa dengan tembakan senjata api.

Baca juga: Apa yang Sedang Terjadi di Myanmar?

Salam tiga jari

Di media sosial, tagar WhatsHappeningInMyanmar digunakan oleh warganet untuk memperlihatkan situasi terkini Myanmar kepada seluruh dunia.

Foto serta video yang beredar, menunjukkan ribuan orang berdemonstrasi, meneriakkan protes, dan aksi brutal aparat yang mencoba membubarkan mereka.

Dalam beberapa foto, terlihat pengunjuk rasa di Myanmar menggunakan gestur salam tiga jari, mengecup jari telunjuk, tengah, dan kelingking, lalu mengangkatnya ke udara.

Salam tiga jari disebut menyimbolkan semangat perlawanan sipil, yang menuntut kebebasan serta menentang opresi dari aparat militer.

Munculnya salam tiga jari

An anti-coup protester writes emergency information of another protester on his arm in Yangon, Myanmar, (3/3/2021)Melansir The Guardian, gestur salam tiga jari pertama kali terlihat di Myanmar, dalam aksi unjuk rasa yang digelar oleh tenaga kesehatan dan kaum muda pada awal Februari.

Salam tiga jari kembali terlihat pada 8 Februari 2021, saat aksi unjuk rasa besar-besaran digelar di jalanan kota Yangon.

Melalui sosial media, gestur itu menyebar luas dan menjadi simbol perlawanan serta solidaritas perjuangan demokrasi, yang selalu hadir di setiap aksi unjuk rasa.

Beberapa tahun sebelum pergolakan sipil melanda Myanmar, tepatnya pada tahun 2014, salam tiga jari sudah terlebih dulu muncul di Thailand.

Gestur tersebut pertama kali muncul saat aksi unjuk rasa menentang kudeta yang dilakukan oleh militer Thailand pada Mei 2014.

Setelah kudeta militer, sekelompok kecil pemuda berkumpul di depan pusat perbelanjaan untuk berunjuk rasa. Salah satu demonstran tiba-tiba mengangkat tangannya.

"Saat orang ini mulai, yang lain mengikuti. Jadi secara otomatis menjadi simbol anti kudeta," kata Sirawith Seritiwat, aktivis pro-demokrasi Thailand yang hadir saat unjuk rasa itu berlangsung.

Belakangan, salam tiga jari ditetapkan sebagai gestur terlarang oleh militer Thailand.

Baca juga: Status Siaga II, Kemenlu Imbau WNI di Myanmar Tetap di Rumah

Berasal dari karya fiksi The Hunger Games

Seorang tentara berdiri di belakang seorang pria yang ditahan, dalam demonstrasi menentang kudeta di Mandalay, Myanmar, pada 3 Maret 2021.Salam tiga jari di Thailand dan Myanmar tidak muncul begitu saja. Gestur tersebut merupakan adaptasi dari karya fiksi populer, The Hunger Games.

Melansir Thai Enquirer, dalam novel The Hunger Games karya Suzanne Collins dan serial film adaptasi novel tersebut, salam tiga jari adalah tanda terima kasih, rasa hormat, atau tanda perpisahan seseorang yang dicintai.

Tokoh utama dalam novel dan serial film itu, Katniss Everdeen, menjadi simbol "penghormatan" karena secara sukarela menggantikan adik perempuannya, yang terpilih sebagai peserta Hunger Games, perlombaan bertahan hidup dalam sebuah arena.

Sebagai pengganti tepuk tangan atas tindakan heroik itu, penduduk Distrik memberi penghormatan kepada Katniss dengan mengangkat tiga jari mereka.

Bagi banyak orang, salam itu telah melampaui arti aslinya. Banyak orang sejak awal melihat salam tiga jari sebagai lambang Revolusi Perancis, yakni isyarat kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan.

Sebagian orang lain memaknainya sebagai "kebebasan, hak memilih, dan demokrasi".

Di Thailand, salam tiga jari dari The Hunger Games terus digunakan karena masyarakat menganggap situasi opresi dan diktatorisme yang mereka hadapi, mirip dengan yang ada di novel dan serial film tersebut.

Upaya junta militer Thailand melarang salam tiga jari, semakin memperkuat dan melegitimasi seruan pengunjuk rasa untuk demokrasi dan kesetaraan yang lebih besar.

Situasi serupa juga dihadapi oleh masyarakat Myanmar saat ini. Berhadapan dengan kekuatan militer, para pengunjuk rasa menyatukan harapan, perjuangan, dan tuntutan mereka, ke dalam satu bahasa universal, satu simbol.

Baca juga: Tentara Myanmar Diduga Lontarkan Ancaman kepada Pengunjuk Rasa Melalui Media Sosial

Salam tiga jari telah menjadi simbol perlawanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun