Tokoh utama dalam novel dan serial film itu, Katniss Everdeen, menjadi simbol "penghormatan" karena secara sukarela menggantikan adik perempuannya, yang terpilih sebagai peserta Hunger Games, perlombaan bertahan hidup dalam sebuah arena.
Sebagai pengganti tepuk tangan atas tindakan heroik itu, penduduk Distrik memberi penghormatan kepada Katniss dengan mengangkat tiga jari mereka.
Bagi banyak orang, salam itu telah melampaui arti aslinya. Banyak orang sejak awal melihat salam tiga jari sebagai lambang Revolusi Perancis, yakni isyarat kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan.
Sebagian orang lain memaknainya sebagai "kebebasan, hak memilih, dan demokrasi".
Di Thailand, salam tiga jari dari The Hunger Games terus digunakan karena masyarakat menganggap situasi opresi dan diktatorisme yang mereka hadapi, mirip dengan yang ada di novel dan serial film tersebut.
Upaya junta militer Thailand melarang salam tiga jari, semakin memperkuat dan melegitimasi seruan pengunjuk rasa untuk demokrasi dan kesetaraan yang lebih besar.
Situasi serupa juga dihadapi oleh masyarakat Myanmar saat ini. Berhadapan dengan kekuatan militer, para pengunjuk rasa menyatukan harapan, perjuangan, dan tuntutan mereka, ke dalam satu bahasa universal, satu simbol.
Baca juga: Tentara Myanmar Diduga Lontarkan Ancaman kepada Pengunjuk Rasa Melalui Media Sosial
Salam tiga jari telah menjadi simbol perlawanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H