Posisi matahari dari bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun, antara 23,5 derajat Lintang Utara dan 23,5 derajat Lintang Selatan.
Durasi kulminasi pun hanya sebentar. Hendra menjelaskan, fenomena ini hanya bertahan antara 3 sampai 5 menit saja.
"Rata-rata 3 sampai 5 menit," kata dia.
Baca juga: Yogyakarta Alami Hari Tanpa Bayangan Siang Ini, Berikut Jadwal di Daerah Lain
Kejadian di belahan bumi lain
Hendra menjelaskan, Hari Tanpa Bayangan bisa saja terjadi di belahan bumi lain. Yang membedakan hanyalah waktu dan intensitas cahaya matahari di masing-masing wilayah.
"Di semua belahan bumi terjadi, hanya waktunya yang berbeda," kata dia.
Hari Tanpa Bayangan di negara atau belaha bumi lain, misalnya di Mekkah. Hendra mengatakan, salah satu manfaat kulminasi ialah menentukan arah kiblat.
"Contoh di luar negeri yang selalu digunakan oleh umat muslim Indonesia, untuk ukur arah kiblat secara alami adalah hari tanpa bayangan di Mekkah yang terjadi tiap tahun pada tgl 27 Mei dan 15 Juli," ujar Hendra.
Adapun untuk wilayah yang tidak pernah merasakan kulminasi, misalnya di kutub.
"Di kutub enggak mengalami, karena di sana juga Matahari enggak terlihat," kata Hendra.
Wilayah lain juga tidak dapat merasakan, jika saat jadwal kulminasi ternyata sinar matahari tak sampai ke permukaan bumi. Bisa karena diguyur hujan, salju, atau mendung.