Di akhir hayatnya, Gito dikenal sebagai sosok yang relijius. 11 hari sebelum masuk RS Pondok Indah, Gito sempat berdakwah di Padang, Sumatera Barat.
Meski demikian, masa remaja Gito sempat dihabiskan dengan kehidupan hura-hura, alkohol, dan narkoba.
Mengutip obituari yang ditulis oleh Budiarto Shambazy, dan dimuat di Harian Kompas, 1 Maret 2008, sejak remaja, Gito telah menjadi street fighter yang tidak betah di rumah, yang akhirnya membuatnya terperosok ke dunia gelap alkohol serta narkoba.
Baca juga: Viral Siswi SMA Negeri di Demak Diduga Pesta Miras, Ini Faktanya
Meninggalkan dunia hitam
Ketika merayakan kelulusannya dari SMA, Gito tanpa malu mengendarai sepeda motornya keliling Bandung tanpa sehelai benang pun di tubuhnya.
"Itulah masa jahiliah dalam lembaran kehidupan saya. Untungnya orangtua saya selalu mengajari hal-hal yang baik sehingga ketika saya berpaling dan teringat kembali pada pesan itu, saya banting setir," kata Gito dalam wawancara dengan pengamat musik, Theodore KS, beberapa tahun sebelumnya.
"Menenggak minuman keras saya hentikan, bahkan sekarang merokok pun tidak," imbuhnya.
Baca juga: Viral, Video Oknum Polwan Kanit Narkoba di Lampung Terekam Asyik Nyabu
Perlahan, Gito akhirnya berhasil meninggalkan dunia hitam itu.
Selama sekitar sepuluh tahun sebelum meninggal, Gito menjadi "orang rumahan" yang mengasuh keluarganya dengan penuh cinta kasih serta mendekatkan diri dengan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Sebelum meninggal dunia, ada satu lagu Gito yang belum sempat dirilis.