Pasalnya kata Wulan, ia bersepeda secara pleton dengan para ibu-ibu yang sudah punya anak. Sepedanya pun jenis road bike yang berkecepatan tinggi.
"Latihan sama coach intinya kita ingin aman buat diri kita dan aman buat orang lain," ujar Wulan.
"Karena saat kecepatan tinggi, di jalan ada mobil, motor, kita harus tahu teknik yang benar dan gue seorang ibu. Makanya kita latihannya serius," ucap Wulan Guritno.
Dampak perceraian dulu kepada anak
Perceraiannya dengan Attila dulu diakui Wulan berdampak pada putri mereka, Shaloom Razade dari balita hingga dewasa.
"Ya enggak usah diulang lagi cuma kejadian waktu itu kan kita ada perebutan anak, ada tragedi-tragedi itulah. Lama. Shaloom tuh kalau dengar 'ceklek' (suara pintu) dia langsung kayak kaget," ungkap Wulan Guritno.
Bentuk trauma tersebut sempat hilang, tetapi Shaloom mengalami hal lain.
"Akhirnya dia over cari perhatian. Ya itu gimana kita sebagai orangtuanya menetralisir itu kan, tugas kita karena kita yang udah membuat sebuah kesalahan perpisahan itu," kata Wulan.
Ketika mulai remaja, Wulan merasa Shaloom sulit menaruh kepercayaan kepada orang baru.
"Dia trust issue-nya rada. Mungkin bisa ditanya langsung ke dia, tapi aku merasa trust issue lumayan, jadi dia enggak bisa terlalu open," tutur Wulan Guritno.
Di usia hampir 40 tahun, Wulan Guritno masih rajin berolahraga dan menjaga bentuk tubuhnya.