Pelantun lagu "Jodohku" itu menduga keputusan Putra keluar dari pesantren karena rasa ketidaknyamanan.
Menurut Ashanty, kehidupan Putra sebelum masuk pesantren dan sesudahnya memiliki perbedaan yang signifikan.
"Mungkin gini, anak yang biasanya bebas, untuk di pesantren ini ada yang enggak nyaman. Karena apa? Harus shalat subuh, bangun, enggak boleh pegang handphone, shalat lima waktu, mengaji, dan lain-lain. Kalau anak enggak niat, pasti enggak mau kan ya," kata Ashanty.
Baca juga: Ashanty Sebut Putra yang Ingin Keluar dari Pesantren
Anggap tugas telah selesai
Dengan keluarnya Putra dari pesantren, Ashanty menganggap tugasnya untuk menyekolahkan anak asuhnya itu kini telah selesai.
"Dia yang minta keluar. Tadinya aku pengin tetap di sana, tapi sekarang dia, aku merasa udahlah tugas aku mungkin sampai di sini, aku juga sudah jadi lega," kata Ashanty.
Kemudian, Ashanty juga menjabarkan maksud dari mengangkat anak yang dimaksudkan dan dilakukan pada Putra.
"Memang niatnya untuk membantu gitu, niat sosial, bukan untuk mengangkat anak untuk tinggal di rumah. Niatnya emang begitu. Maunya aku adalah, anak asuh gitu, supaya yang enggak mampu, yang enggak bisa sekolah, jadi bisa yang tinggi (sekolahnya)," ungkap Ashanty.
Baca juga: Sebut Putra Keluar Sendiri dari Pesantren, Ashanty Anggap Tugas Menyekolahkan Telah Selesai
Maafkan pernyataan LBH
Perempuan kelahiran November 1984 itu menganggap tudingan yang dilontarkan LBH Keadilan telah selesai.
Ashanty juga telah memaafkan segala pernyataan pihak LBH Keadilan yang dinilainya tidak benar.