Tahun itu juga perjanjian pinjaman untuk tahap konstruksi ditandatangani, termasuk pula studi kelayakan pembangunan MRT.
Pada 23 September 2010, Fauzi Bowo yang dikenal dengan panggilan Foke bertemu dengan BJ Habibie.Â
Pertemuan yang berlangsung di kediaman BJ Habibie di kawasan Patra Kuningan, Jakarta Selatan, berlangsung selama lebih kurang tiga jam.
Pada kesempatan itu, BJ Habibie memberikan masukan kepada Foke terutama terkait pengadaan mass rapid transit (MRT) yang sudah pernah dikaji pada 1986.
Di penghujung jabatannya pada Kamis (26/4/2012), Foke meresmikan pencanangan pembangunan proyek mass rapid transit (MRT) tahap I koridor selatan-utara sepanjang 15,7 km dari Lebak Bulus-Bundaran HI.
"Dengan pencanangan ini saya bisa bernafas lega dan kami membuktikan bahwa kami serius dan benar berniat untuk membuatnya. We really meant it," kata Foke saat itu.
Pekerjaan persiapan yang langsung bisa dimulai antara lain pemindahan terminal angkutan umum Lebak Bulus, pemindahan Stadion Olahraga Lebak Bulus, pemindahan ultilitas, pelebaran Jalan Fatmawati, dan pembangunan kantor proyek.
Eksekusi di era Jokowi
Pembangunan MRT yang prosesnya cukup panjang itu akhirnya terealisasi era Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
Proyek ini secara resmi dibangun dengan peletakan batu pertama (groundbreaking) di tempat yang sekarang menjadi Stasiun (MRT) Dukuh Atas pada 10 Oktober 2013.
Meski Jokowi meletakan jabatannya di DKI Jakarta, pembangunan ini terus berlanjut pada era Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.