"Awalnya Wagu (waton guyon) itu ada enam orang. Dari enam orang ini, empatnya menjadi talent dan saya bersama adiknya lebih banyak dibelakang kamera," ungkap Pak Ndul.
Menurut Pak Ndul, video-video produksi tim kreatif Wagu berjalan namun tidak signifikan pemirsanya. Untuk itu ia bersama timnya membuat video-video lucu dengan konten bahasa Indonesia.
Namun, awalnya konten-konten video berbahasa Indonesa itu seperti tidak ada soul-nya dan lucunya terlihat kering.
Tak menyerah, Pak Ndul bersama timnya mengubah konsep dengan karakter Pak Ndul sejak Desember 2018.
Konsep karakter video berbahasa Indonesia yang diperankan Pak Ndul ternyata lebih bisa diterima.
Setelah karakter Pak Ndul diterima, banyak netizen yang komplain agar video berbahasa Jawa diterjemahkan.
Untuk menerjemahkan video berbahasa Jawa ke Bahasa Indonesia membutuhkan waktu berjam-jam.
"Untuk menerjemahkan video berbahasa 10 menit butuh waktu hingga sepuluh jam," ujar Pak Ndul.
Baca juga: Gemas Lihat Tingkah Sandiaga, Ruhut Sitompul Jadi YouTuber demi Jokowi
Menurut Pak Ndul, video-video berbahasa Jawa akhirnya dibuatkan satu chanel lagi dengan Wagu Ndeso. Sementara itu Wagu Pak Ndul kebanyakan melibatkan dirinya bersama adiknya.
Bagi pak Ndul, penggunaan karakter pak Ndul agar menjadi sesuatu yang unik, beda, baru dan lucu. Kata-kata pak Ndul itu muncul setelah ia mengenalkan satu-satu nama-nama panggilan personil tim kreatifnya.