Perpanjangan rute MRT Jakarta juga dilakukan dengan membangun jalur kereta layang atau loopline. Loopline dibagi menjadi dua, yakni dalam kota dan pinggir kota.
"Ada yang inner loopline, loopline dalam kota; ada yang outer loopline, loopline di pinggiran, itu totalnya 100 kilometer," tutur William.
Sisanya, PT MRT Jakarta akan membangun jaringan pendukung MRT yang disebut crossing line atau diagonal line. William belum menjelaskan rinci soal crossing line tersebut.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya mengajukan proyek infrastruktur dalam rapat terbatas (ratas) bersama Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Selasa (19/3/2019).
Baca juga: Tarif Belum Ditentukan, Bagaimana Nasib MRT Setelah Diresmikan?
Nilai proposal yang dibawa Anies mencapai Rp 571 triliun.
Anies menyebut, dana itu akan digunakan sebagian untuk membangun infrastruktur transportasi massal.
Menurut rencana, akan ada perpanjangan rel untuk kereta rangkaian listrik (KRL), MRT sepanjang 231 kilometer, dan light rail transit (LRT) hingga 120 kilometer.
Proyek transportasi dengan proyek pipa air bersih dan pengolahan air limbah itu akan menghabiskan biaya Rp 571 triliun dan dikerjakan selama 10 tahun.
Anggarannya bakal bersumber dari pinjaman.
"Nanti akan dicarikan dana-dana sebagian pinjaman sebagian APBN, belum ditentukan sekarang, tetapi angka besarnya akan pinjaman," ujar Anies.