ASTANA, KOMPAS.com - Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev mengumumkan keputusan mengejutkan dengan memutuskan mengundurkan diri Selasa (19/3/2019).
Presiden berusia 78 tahun itu menjadi orang nomor satu di Kazakhstan sejak April 1990, tatkala negara itu masih menjadi bagian Uni Soviet.
Baca juga: Masalah di Mesin, Roket Soyuz Mendarat Darurat di Kazakhstan
Dalam pernyataan yang sudah direkam sebelumnya, presiden berusia 78 tahun itu mengatakan keputusannya untuk mundur "tidak mudah".
Dikutip BBC Selasa (19/3/2019), Nazarbayev berujar sebelum mundur, dia telah memfokuskan diri terhadap reformasi ekonomi seraya menentang demokratisasi sistem politik.
Nantinya, Ketua Majelis Tinggi Parlemen Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev bakal menjadi alih sebagai Penjabat Presiden hingga masa baktinya berakhir pada Maret 2020.
AFP memberitakan, Tokayev yang merupakan mantan perdana menteri sekaligus diplomat karir berumur 65 tahun merupakan seorang loyalis Nazarbayev.
Pengumuman mundurnya Nazarbayev terjadi beberapa pekan setelah dia memecat sejumlah pejabatnya buntut ekonomi yang tak juga bertumbuh.
Di tengah kesulitan mereka memulihkan diri pasca-harga minyak menukik di 2014, sanksi negara Barat terhadap Rusia, mitra dagang utama, juga turut memperburuk keadaan.
Februari lalu, Nazarbayev memperkenalkan paket kebijakan bernilai miliaran dollar AS terhadap sektor sosial dan gaji pegawai.
Dia juga menjanjikan investasi di infrastruktur. "Meski mengadopsi banyak peraturan, perkembangan positif tak jua dicapai," keluhnya.
Meski mengundurkan diri, Nazarbayev diyakini masih akan memperoleh sejumlah fasilitas negara berkat statusnya sebagai "Pemimpin Bangsa".
Berdasarkan konstitusi, dia dilantik sebagai Kepala Dewan Keamanan Kazakhstan seumur hidup pada tahun lalu.
Baca juga: Kazakhstan Gunakan Suntikan Kimia untuk Kebiri Para Paedofil
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H