JAKARTA, KOMPAS.com - Selasa, 12 Maret 2019, merupakan hari ke-700 sejak penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan diserang pada 17 April 2017.
Seusai melaksanakan shalat subuh di masjid tak jauh dari rumahnya, Novel tiba-tiba disiram air keras oleh dua pria tak dikenal yang mengendarai sepeda motor.
Cairan itu mengenai wajah Novel. Kejadian itu berlangsung begitu cepat sehingga Novel tak sempat mengelak. Tak seorang pun yang menyaksikan peristiwa tersebut.
Sejak saat itu, Novel menjalani serangkaian pengobatan untuk penyembuhan matanya.
Hampir dua tahun, Novel terus menanti penuntasan kasusnya.
Baca juga: Tak Juga Selesai, Kasus Penyerangan Novel Baswedan Dibawa ke Ranah Internasional
Masyarakat sipil juga menanti nasib penanganan kasus Novel. Sebab, hingga saat ini, polisi belum bisa mengungkap siapa dalang penyerangan tersebut.
Diam 700 detik
Memperingati kasus Novel yang tak kunjung selesai, pegawai KPK menggelar aksi diam selama 700 detik di teras gedung Merah Putih KPK, Jakarta.
Mereka hanya duduk terdiam sembari memegang 'light stick' dan poster dengan gambar Novel.
Ketua Wadah Pegawai KPK (WP KPK) Yudi Purnomo mengatakan, aksi diam ini merupakan kritik atas penanganan kasus Novel yang tak kunjung selesai.
"12 Maret 2019, telah tepat 700 hari penyerangan! Novel Baswedan berlalu tanpa ada tindakan apa-apa terhadap pelaku maupun dalang intelektual di balik teror penyiraman air keras," kata Yudi dalam pernyataan persnya, Selasa (12/3/2019).