"Banyak perokok berasumsi penyaring rokok terbuat dari bahan yang bisa terbiodegradasi atau bisa diolah. Padahal, filter rokok terbuat dari selulosa asetat (jenis plastik yang butuh sekitar satu dekade untuk bisa terurai)," jelas Elizabeth Smith yang bekerja di kebijakan pengendalian tembakau di Universitas California San Francisco.
Baca juga: Dibanding Sedotan Plastik, Filter Rokok Lebih Merusak Lingkungan
2. Kemasan makanan
Sepanjang 2015, Our World in Data mengklasifikasikan berbagai jenis sampah yang paling banyak ada di dunia. Urutan teratas ditempati oleh sektor kemasan makanan dan minuman dengan total lebih dari 146 juta ton per tahun.
Baca juga: Label Nutrisi pada Kemasan Makanan Tak Lagi Relevan
3. Plastik kresek
Jakarta saat ini tengah menggodok peraturan gubernur yang melarang penggunaan kantung plastik sekali pakai di pasar modern atau tradisional.
Gagasan ini seiringan dengan hasil surbei yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Jakarta dan Gerakan Indonesia Diet Kantung Plastik. Survei itu menunjukkan warga Jakarta ingin mengurangi pemakaian plastik kresek dan setuju jika pemerintah meregulasinya.
Laporan sintesis yang dikeluarkan World Bank tahun lalu menemukan bahwa komposisi sampah kantung plastik di sungai Jakarta tergolong besar, yaitu 21.6 persen atau kedua terbesar setelah kategori sampah organik lain yang jumlahnya mencapai 52,1 persen.
Persentase yang cukup besar ini tidak mengejutkan karena kebanyakan orang biasa membuang sampah dengan kantung plastik, sebut laporan itu.