Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Gen Z Indonesia Melek Teknologi, Tapi Khawatir Tak Dapat Pekerjaan

15 Februari 2019   15:47 Diperbarui: 15 Februari 2019   15:47 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JAKARTA, KOMPAS.com - Generasi Z Indonesia memiliki tingkat Kepercayaan diri yang tinggi dengan keterampilan teknologinya. Bahkan lebih tinggi dari rata-rata anak muda di Asia Tenggara dan global.

Begitu hasil survei global yang dilakukan oleh perusahaan teknologi, Dell Technologies yang dirilis sampaikan ke media di Jakarta pada Kamis (14/2/2019).

Namun meski begitu, Generasi Z Indonesia juga sangat khawatir dengan potensi mereka mendapatkan pekerjaan. Hasil survei menujukan, 98 persen responden menyatakan hal itu.

Sebanyak 47 persen responden juga menyatakan mereka tidak memiliki pengalaman kerja yang dicari perusahaan-perusahaan saat ini.

Padahal 69 persen responden meyakini bahwa mereka memiliki keterampilan teknologi yang dibutuhkan perusahaan. Hanya saja mereka menganggap belum tentu memiliki keterampilan non-teknologi.

Sementara itu, Managing Director Dell EMC Indonesia Catherine Lian mengungkap, generasi yang lebih senior dari Generasi Z justru memiliki kesenjangan dengan teknologi.

Menariknya dalam survei terungkap bahwa sesungguhnya Generasi Z Indonesia siap untuk membantu rekan kerja yang lebih senior mengatasi ketertinggalan teknologi tersebut.

Sebanyak 76 persen responden di Indonesia menyatakan mereka bersedia membimbing rekan kerja senior mereka untuk mengatasi ketertinggalan teknologi yang terjadi.

Sediakan Program Magang

Dengan hasil survei ini, perusahaan harus menyediakan program magang, rotasi, dan kesempatan - kesempatan pengembangan karir awal untuk membantu Generasi Z mendapatkan pengalaman dan mengembangkan keterampilan non-teknis.

“Saat tiba waktunya untuk menyambut kehadiran Generasi Z di tempat kerja, perusahaan harus bisa menghadapi tantangan menciptakan lingkungan 'digital pertama', mulai dari proses rekrutmen, orientasi, hingga pengalaman kerja sehari-hari," kata Catherine Lian.

"Memahami keterampilan yang dimiliki generasi ini bisa membuka berbagai peluang bisnis baru khususnya jika keterampilan-keterampilan tersebut bisa sukses diterapkan ke semua pekerja, yang artinya mempersempit kesenjangan digital antar pekerja," sambungnya.

Studi Gen Z ini mewawancarai lebih dari 12.000 pelajar sekolah menengah dan perguruan tinggi di 17 negara ikut ambil bagian dalam survei ini.

Sebanyak 4.331 pelajar dari enam negara Asia Tenggara yaitu Indonesia, Filipina, Vietnam, Thailand, Singapura dan Malaysia.

Sedangkan di Indonesia, studi ini mewawancarai 723 pelajar sekolah menengah dan perguruan tinggi di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun