Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gunung Karangetang Keluarkan Asap, Bau Belerang, hingga Suara Gemuruh

3 Februari 2019   12:47 Diperbarui: 3 Februari 2019   13:34 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lelehan lava Gunung Karangetang tampak menghanguskan sejumlah pepohonan yang dilintasinya, Sabtu (2/2/2019).

Lelehan lava Gunung Karangetang tampak menghanguskan sejumlah pepohonan yang dilintasinya, Sabtu (2/2/2019).MANADO, KOMPAS.com - Gunung Karangetang terus mengeluarkan asap. Warnanya kerap berubah, mulai dari putih, putih kebiruan, hingga kelabu.

Selain itu, gunung yang berlokasi di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, ini mengeluarkan suara gemuruh, gas, dan bau belerang.

Pos Pengamatan Gunung Karangetang mencatat, secara visual gunung jelas, kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III.

"Asap kawah bertekanan sedang hingga kuat teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang, Yudia Prama Tatipang, dalam keterangan tertulis, Minggu (3/2/2019).

Baca juga: Gunung Api Karangetang, Sang Penjaga Pulau Siau

Di kawah utama, lanjut dia, juga keluar asap putih kebiruan dengan tebal tekanan gas sedang sampai kuat lebih kurang 50 meter.

"Bau belerang tercium lemah. Asap kebiruan condong menyebar di lereng bagian selatan tenggara dari tubuh gunung," ujar Yudia.

Sedangkan di kawah 2, lanjut dia, keluar asap putih tipis hingga sedang.

"Tekanan gas lemah sampai sedang tinggi lebih kurang 50-100 meter. Suara gemuruh lemah sampai agak kuat sering terdengar dan disertai hembusan asap putih kelabu tinggi lebih kurang 300 meter," katanya.

Yudha juga mengatakan, kegempaan guguran terjadi sebanyak 34 kali dengan amplitudo 3-12 milimeter dan durasi 30-55 detik.

"Embusan jumlah 21, amplitudo 6-54 milimeter, durasi 20-65 detik. Vulkanik dangkal jumlah 2, amplitudo 10-20 milimeter, durasi 5 detik," tambahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun