KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) akan mengaktifkan kembali empat jalur kereta api (KA) non aktif di Jawa Barat sehingga dapat kembali digunakan.
Keempat jalur tersebut adalah rute Cibatu - Garut - Cikajang sepanjang 47,5 kilometer, rute Rancaekek - Tanjungsari sepanjang 11,5 kilometer, rute Banjar - Pangandaran - Cijulang sepanjang 82 kilometer, dan rute Bandung - Ciwidey sepanjang 37,8 kilometer.
Kepala Humas PT KAI Agus Komarudin menyampaikan, reaktivasi jalur KA ini didukung pemerintah pusat dan daerah, dengan harapan dapat mendorong daerah sekitar untuk lebih berkembang dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dia menambahkan, skema pendanaan reaktivasi jalur KA di wilayah tersebut disarankan oleh regulator atau pembuat kebijakan untuk didanai oleh KAI.
"Namun demikian KAI masih mengevaluasi sumber dana yang harus disiapkan KAI, dan menunggu arahan atau progress finalisasi bentuk keputuan tersebut dari regulator," kata Agus saat dihubungi Kompas.com, Senin (21/1/2019).
Baca juga: Promosikan KA Galunggung, PT KAI Gandeng Komunitas Sepeda Lipat Gowes Keliling Tasik
Agus menjelaskan, reaktivasi jalur Cibatu - Garut yang ditutup pada tahun 1982 sepanjang 19,3 kilometer akan menjadi prioritas untuk tahap awal reaktivasi jalur-jalur yang ada.
"Dengan reaktivasi, kemacetan di jalan raya dapat dikurangi, terjadi pertumbuhan ekonomi di wilayah yang dilalui kereta api, tercipta kemudahan akses ke lokasi wisata, dan hadirnya kepastian waktu dalam distribusi logistik," ujar dia.
Tahap awal pekerjaan rute Cibatu - Garut, lanjut Agus, telah dilakukan sosialisasi, mapping, pekerjaan area di Stasiun Cibatu, persiapan rebuilding Depo Lokomotif atau kereta, serta penertiban bangunan yang berada di sepanjang jalur.
"Dari 1.077 bangunan yang perlu ditertibkan, total terdapat 911 KK (Kepala Keluarga) yang akan mendapatkan uang bongkar," kata Agus.
Agus menyampaikan, hingga 16 Januari 2019 lalu, 218 KK atau 23,93 persen telah menerima uang bongkar yang diberikan melalui rekening bank.