Â
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com - Kisah Adit diketahui publik awalnya dari postingan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Lampung Selatan yang tengah membagi-bagikan bantuan pada korban bencana tsunami.
Saat itu, mereka menemukan Adit, siswa kelas VI SD, penggemar sepak bola dan memiliki tim favorit Real Madrid. Saat kejadian tsunami Selat Sunda, ia sedang mengikuti Invitasi Sepak Bola U-13 Pra Penyisihan Asia.
Takdir Tuhan berkata lain. Saat pulang, rumahnya di Desa Kunjir, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan luluh lantak diterjang tsunami Selat Sunda.
"Tatapan kosong, sampai hari ketiga kami tidak tega memberi tahu kalau ibu dan adiknya meninggal," Kata Ketua IDI Lampung Selatan Wahyu Wibisono, Senin (31/12/2018).
Baca juga: Masa Tanggap Darurat di Lampung Selatan Diperpanjang Hingga 5 Januari 2019
Semula, Adit tinggal bersama pengungsi lainnya di Desa Totoharjo. Beberapa kali Adit mengajak menengok rumahnya.
Wahyu mengaku merasa sedih, miris dan tak kuasa melihat tatapan kosong Adit. Setiap diberi sumbangan berupa snack, biscuit, susu kotak, selalu disimpan dan dimasukkan ke dalam tasnya.
"Tasnya sampai penuh makanan dan minuman tetapi dia selalu katakan ini untuk adik,"ujarnya.
Adit akhirnya bertemu dengan sang ayah dan mereka pulang ke rumah saudaranya di Desa Way Muli, Kalianda.
Meskipun demikian, sang ayah tetap enggan memberi tahu tentang kondisi ibu dan adiknya.