Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Cerita Warga yang Terbiasa Dengar Gemuruh Gunung Anak Krakatau

25 Desember 2018   16:45 Diperbarui: 26 Desember 2018   15:34 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aktivitas letupan abu vulkanik dari Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda terpantau dari udara yang diambil dari pesawat Cessna 208B Grand Caravan milik maskapai Susi Air, Minggu (23/12/2018).

Aktivitas letupan abu vulkanik dari Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda terpantau dari udara yang diambil dari pesawat Cessna 208B Grand Caravan milik maskapai Susi Air, Minggu (23/12/2018).JAKARTA, KOMPAS.com - Tsunami Selat Sunda menerjang kawasan pesisir pantai di Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Banten dan Lampung Selatan, Sabtu (22/12/2018).

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono memaparkan ada dua peristiwa yang memicu gelombang tsunami di sekitar Selat Sunda.

Kedua peristiwa itu adalah, aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau dan gelombang tinggi akibat faktor cuaca di perairan Selat Sunda.

Deden, warga Caringin, Kabupaten Pandeglang mengatakan, dirinya sudah terbiasa dengan suara gemuruh Gunung Anak Krakatau setiap hari.

Baca juga: BMKG Tegaskan Tsunami Selat Sunda Dampak dari Erupsi Gunung Anak Krakatau

 Bagi dia dan warga pesisir pantai Banten, mendengar gemuruh erupsi Gunung Anak Krakatau bukanlah hal yang aneh.

"Itu suara Krakatau, tiap hari kita dengar mah, suaranya mirip seperti gledek di saat hendak hujan. Warga sini sudah biasa mas, sering kita dengar Krakatau begitu," kata Deden kepada Kompas.com di Masjid Jami Tenjolahang, Senin (24/12/2018).

Dia menambahkan, suara gemuruh Gunung Anak Krakatau memang sering terdengar, namun suara itu makin sering terdengar dalam seminggu terakhir.

"Minggu ini sering ngeluarin suara, kalau minggu-minggu sebelumnya mah enggak terlalu sering, paling banyak minggu ini," ujar Deden.

Baca juga: Gunung Anak Krakatau Meletus 31 Kali dalam Sehari, Disertai Asap Hitam

Suaib, warga lainnya, mengaku suara gemuruh Gunung Anak Krakatau sudah biasa dia dengar. Suara itu pun tidak membuat dia dan warga lainnya takut atau khawatir.

"Biasa aja sih mas, karena sudah biasa juga, cuman paling kita tetap waspada aja kalau ada peringatan dari BMKG atau apa kita waspada selalu supaya siap-siap kalau meletus atau gimana," ujar Suaib.

Update korban tsunami

Seperti diketahui, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga Selasa (25/12/2018) pukul 13.00 WIB, jumlah korban meninggal dunia akibat tsunami Selat Sunda meningkat menjadi 429 orang.

Jumlah itu meliputi korban di lima kabupaten, yaitu Kabupaten Serang, Pandeglang, Lampung Selatan, Pesawaran, dan Tanggamus. 

Baca juga: Korban Meninggal Tsunami Selat Sunda Bertambah Jadi 429 Orang

Dari lima kabupaten, daerah paling parah terdampak tsunami adalah Kabupaten Pandeglang. Tercatat, korban meninggal dunia di wilayah ini paling banyak, yaitu 290 orang.

Selain korban meninggal, tercatat 1.485 orang luka-luka, 154 orang hilang. BNPB juga mencatat, ada 16.802 orang yang mengungsi di sejumlah daerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun