Sebenarnya setelah Suriah, Trump juga mempertimbangkan untuk menarik lebih dari separuh pasukan AS berjumlah 14.000 orang di Afghanistan.
Namun keputusan Trump soal Suriah-lah yang membuat Mattis memantapkan diri untuk mundur. Si kolega mengatakan menhan 68 tahun itu tak berniat mundur.
Kolega itu menjelaskan Mattis masih berupaya untuk bertahan meski sering berbeda pendapat dengan Trump. "Itu dilakukannya demi melindungi militer dan konstitusi," terangnya.
Baca juga: Kurdi Suriah Bisa Berhenti Perangi ISIS jika Diserang Turki
Dalam video pendek yang diunggah ke Twitter Rabu (19/12/2018), Trump memuturkan penarikan militer AS terjadi setelah dia mengklaim Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah dikalahkan.
"Kami telah mengalahkan mereka dan kami memukul mereka dengan sangat keras. Kami merebut kembali wilayah, dan sekarang saatnya bagi pasukan kami untuk pulang," tuturnya.
Keputusan Trump itu memantik reaksi dari negara Barat bahwa ISIS masih belum kalah sepenuhnya. Selain itu mereka juga mengkhawatirkan nasib SDF.
Sebabnya Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) yang merupakan tulang punggung SDF memerangi ISIS berada dalam radar Erdo.
Adapun Presiden Rusia Vladimir Putin menuturkan keputusan Trump sudah tepat karena sejatinya keberadaan militer AS di Suriah ilegal.
Baca juga: Erdogan Berjanji Bersihkan Suriah dari Milisi Kurdi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H