Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kisah Inspiratif 2 Guru Membantu Anak Lamban Membaca di Perbatasan

8 Desember 2018   13:59 Diperbarui: 8 Desember 2018   14:09 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Elok Tri Lestari, Guru SDN 008 Baratan memberikan layanan khusus kepada anak diluar jam sekolah. Elok melalukan pendekatan khusus kepada anak, agar nyaman ketika mendapatkan pelajaran tambahan.

Zuliawati Ninggsih, Guru SDN 004 Malinau Kota, Kabupaten Malinau membimbing anak yang lamban membaca dengan menggunakan kartu huruf. Penggunaan metode ini dinilai berhasil membantu anak lebih cepat membaca.

KOMPAS.com - Tawa dan canda anak pecah di sudut ruang. Mereka asik bermain bermain kartu huruf bersama guru. Permainan ini mereka lakukan sepulang jam sekolah.

Inilah cara Zuliawati Ningsih dan Elok Tri Lestari membantu anak-anak lamban membaca agar segera terampil. Mereka menyediakan layanan dari tapal batas negeri, agar anak bangsa bisa membangun mimpi masa depannya.

Zuliawati Ninggsih (32 tahun) terlihat sibuk menunjukkan berbagai kartu bergambar. Ia sedang melakukan tes kemampuan membaca kepada anak-anak di kelasnya.

Dengan menunjukkan karta bergambar binatang atau buah-buahan ditempeli nama huruf depan atau nama dari buah dan binatang tersebut, Zuliawati mengidentifikasi level kemampuan membaca anak-anak di awal tahun pembelajaran.

Mendapat bantuan khusus

Zuliawati sudah 7 tahun menjadi guru. Dia mengajar di Kabupaten Malinau. Daerah ini berbatasan langsung Serawak, Malaysia. Sejak jadi guru, Zuliawati ditugaskan mengajar di kelas awal.

Zuliawati merancang alat sederhana untuk mendeteksi kemampuan membaca anak. Alat itu berupa kartu huruf dan kata. Ide itu Ia dapat setelah mendapat berbagai pelatihan literasi kelas awal.

”Satu-persatu anak yang baru masuk sekolah, saya minta membaca kartu huruf dan kartu kata. Dari sana saya bisa mengindentifikasi mana anak yang butuh bimbingan khusus,” terangnya.

Baca juga: Kaltara, Kawal Tapal Batas Indonesia lewat Kolaborasi Literasi

Ia membimbing anak-anak di kelasnya sesuai dengan kemampuan membaca yang didapatnya dari tes bermain kartu tersebut.

“Anak yang belum mengenal huruf tidak bisa diajari mengeja. Jadi saya ajari mereka mengenal huruf dulu. Sementara anak-anak yang sudah belajar mengeja saya sodori kartu-kartu bergambar yang berisi kata,” ujarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun