“Kami telah mengeluarkan Operations Manual Bulletin (OMB) untuk awak pesawat untuk mengatasi keadaan di mana ada input yang salah dari sensor AOA,” tulis Boeing dalam pernyataan resminya.
Kendati mengakui ada potensi kesalahan pada komponen sensor AOA, nyatanya Boeing tidak meminta para operator pesawat untuk melakukan inspeksi, atau melarang pengoperasian pesawat jenis MAX 8. Boeing hanya meminta pilot, kopilot, maupun teknisi untuk mengikuti buku panduan operasional penerbangan yang diperbarui melalui penerbitan buletin tersebut.
Di antaranya, mematikan sistem otomatis yang bisa membuat pesawat menurunkan posisi hidung pesawat saat menerima indikasi stall.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono beberapa waktu lalu mengatakan, pengakuan dari pilot pengguna Boeing 737 Max 8 di berbagai negara tersebut akan menjadi salah satu pertimbangan pihaknya dalam melengkapi bahan investigasi.
Pihaknya juga akan melakukan investigasi mulai dari proses pesawat dibuat, dikirmkan kepada maskapai, hingga pelatihan yang diberikan oleh Boeing. "Semua program training Boeing sedang kami pelajari," katanya.
Baca juga: Boeing Digugat Keluarga Korban Lion Air JT 610, Apa Sebabnya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H