JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai Pemilu 2019 merupakan pemilu yang berat untuk dihadapi partainya. Hal itu disampaikan SBY dalam acara pembekalan calon anggota legislatif Partai Demokrat di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Sabtu (10/11/2018).
"Saya harus mengatakan, kita, Partai Demokrat punya peluang untuk sukses. Meskipun tantangan yang kita hadapi dalam Pemilu 2019 mendatang jauh lebih berat. Saya ulangi jauh lebih berat," kata SBY dalam pidato pembukaan pembekalan caleg Partai Demokrat.
"Saya bukan tipe pemimpin yang suka memberikan angin surga. I have to tell the truth. Kalau tantangan kita berat harus saya katakan demikian tanpa mengurangi keyakinan dan optimisme saya," lanjut SBY.
Baca juga: Survei Indikator: 8 Partai Politik Terancam Gagal Lolos ke Senayan
Beratnya Demokrat untuk menghadapi Pemilu 2019, kata SBY, disebabkan oleh tiga faktor yakni pemilu yang berlangsung serentak, metode konversi suara menjadi kursi yang menguntungkan partai besar, serta keberadaan presidential threshold sebesar 20 persen.
SBY mengatakan saat ini hanya dua partai yang sangat diuntungkan di Pemilu 2019 yang berlangsung serentak, yakni PDI-P dan Gerindra. Sebab, keduanya mengusung kader sendiri sebagai capres.
Dengan demikian, para capres mampu mendongkrak perolehan suara partai di pemilu legislatif.
"Suara kedua partai politik itu meningkat tajam. Sebaliknya partai politik yang tidak punya capres dan cawapres suaranya menurun. Anjlok. Itu realitas," ujar SBY.
Baca juga: Survei Kompas: 6 Parpol Terancam Tak Lolos DPR, 5 Parpol Lain Belum Aman
Demikian pula dengan presidential threshold sebesar 20 persen yang membuat partai kecil tak bisa mencalonkan kadernya sebagai capres.
"Itulah faktanya para kader, dan itulah tantangan yang kita hadapi. Namun Partai Demokrat tidak boleh melawan realitas. Don't fight the problem, lets solve it, mari kita carikan jalan keluarnya," ujar SBY.