Sani juga menyoroti waktu yang diperlukan untuk uji kelayakan. Menurut dia, tahapan tes tersebut akan membuat pengajuan kandidat wakil gubernur DKI Jakarta ke DPRD DKI makin lama.
Dengan demikian, kursi wagub DKI yang ditinggalkan Sandiaga akan lebih lama lagi kosong.
"Kalau menurut saya, fit and proper test itu berpotensi untuk memperpanjang masa pengajuannya (kandidat wagub)," ujar Sani.
Baca juga: Berebut Kursi Wagub DKI Sesama Kader PKS, Syaikhu: Peluang 50-50
Untuk penyelenggaraan fit and proper test, Gerindra dan PKS harus membentuk badan penyelenggara. Badan penyelenggara tersebut kemudian harus menyusun tolak ukur kelulusan fit and proper test.
Proses itu akan memakan waktu.
"Tolak ukurnya apa lolos tes atau enggak? Kan enggak ada, harus disusun lagi, disepakati lagi," kata Sani.
Kata Gerindra
Sebelum Sani menyampaikan itu, Wakil Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Syarif mengatakan, fit and proper test dilakukan guna menguji kemampuan kandidat-kandidat yang diusulkan PKS dalam memimpin Jakarta untuk sisa empat tahun masa jabatan.
"Kan kami lagi ngukur, melihat kuat enggak nih calonnya memimpin empat tahun berikutnya," ujar Syarif, Selasa (6/11/2018).
Baca juga: Syaikhu: Saya Tak Masalah Tidak Jadi Wagub DKI, asal...
Meskipun kandidat wagub berasal dari PKS, Gerindra harus tetap ikut bertanggung jawab terhadap pemilihan kandidat tersebut.