Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Buka-bukaan Taufik soal Prabowo di Balik Penyerahan Kursi Wagub DKI ke PKS

6 November 2018   07:18 Diperbarui: 6 November 2018   07:26 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik di gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018).

Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik di gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018).JAKARTA, KOMPAS.com - DPD Partai Gerindra DKI Jakarta akhirnya melepaskan posisi Wakil Gubernur DKI Jakarta kepada Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Keputusan ini mengakhiri polemik yang sekian lama tak ada titik temu. Kursi Wagub DKI kosong sejak Sandiaga Uno memilih mendampingi Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden 2019.

Padahal, sebelumnya Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Mohammad Taufik bersikeras bahwa jabatan itu juga menjadi hak partainya.

Lantas apa yang membuat Gerindra DKI mengalah? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ada di balik keputusan itu.

"Ini bukan karena PKS. Ini karena mengamalkan kebijakan ketua umum (Prabowo Subianto) saya saja," ujar Taufik ketika berbincang dengan Kompas.com, Senin (5/11/2018).

Baca juga: 30 Menit Pertemuan Akhiri Saling Sindir Gerindra dan PKS Sepakati Kursi Wagub DKI...

Taufik mengacu kepada komitmen antara Prabowo dengan Presiden PKS Sohibul Iman, bahwa posisi wagub akan diberikan ke PKS.

Menurut dia, sebenarnya itu bukan perjanjian tertulis.

Kesepakatan itu tidak resmi dan tidak wajib dilaksanakan. Akan tetapi PKS terus menerus menagih komitmen tak tertulis itu.

"Itu hanya omongan, Pak Prabowo itu kan omongannya selalu jadi pegangan, di sisi lain PKS juga menagih terus," kata dia.

Akhirnya, Taufik mengajak anggotanya di DPD Gerindra DKI Jakarta untuk menjalankan komitmen Prabowo itu. Meskipun harus mengorbankan peluang mereka mendapatkan kursi Wagub DKI.

Dengan syarat...

Meski setuju, Gerindra DKI membuat syarat-syarat yang harus diikuti oleh PKS.

Dua kandidat wagub yang diserahkan ke DPRD DKI Jakarta harus melalui proses fit and proper test terlebih dahulu.

"Kami enggak mau dapat cek kosong. Enggak bisa itu tiba-tiba PKS sudah menentukan dua nama. Enggak mau saya, harus fit and proper test, saya bilang," ujar Taufik.

Baca juga: Taufik: Gerindra dan PKS Sepakat, Tak Ada Lagi Saling Sindir soal Wagub DKI

Taufik mempersilakan PKS menyerahkan 4 nama kandidat kepada tim penguji dalam fit and proper test itu.

"Empat-empatnya dari PKS, silakan," kata dia.

Nantinya, dua kader Gerindra dan dua kader PKS yang akan menguji 4 kandidat itu.

Dari 4 kandidat, akan dikerucutkan menjadi dua nama. Dua nama itu akan diserahkan ke DPRD DKI Jakarta.

Masih berharap

Taufik mengatakan, meski menyerahkan kepada PKS, bukan berarti Gerindra melepaskan harapan atas kursi Wagub DKI.

Ia mengingatkan, pada dasarnya yang menentukan adalah anggota DPRD DKI Jakarta.

Ada ketentuan kuorum dalam paripurna yang harus dipenuhi. Jika paripurna tak kunjung kuorum, Gerindra DKI akan menangkap sinyal bahwa tidak ada kandidat yang menjadi pilihan DPRD DKI.

"Kalau proses di DPRD kan bukan urusan kami lagi. Itu mekanisme yang berbeda. Kalau DPRD enggak kuorum, bisa saja kami duduk bareng lagi menentukan kandidat lain," kata Taufik.

Baca juga: PKS Berpotensi Tunjuk Lebih dari 2 Kader sebagai Kandidat Wagub DKI

Saat itu, kader Gerindra bisa saja mendapat peluang menjadi Wagub DKI.

Namun, Taufik tidak mau terlalu jauh dengan spekulasi itu. Dia memilih untuk menjalankan prosesnya tahap demi tahap.

"Yang penting komitmen Pak Prabowo dan Pak Sohibul Iman sudah dijalankan Gerindra DKI," ujar dia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun