Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Cerita dari Pemberlakuan BBM Satu Harga yang Penuh Tantangan

30 Oktober 2018   12:19 Diperbarui: 30 Oktober 2018   12:24 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Koordinator BBM Satu Harga Pertamina, Zibali Hisbul menjabarkan kendala penerapan BBM Satu Harga dalam warkshop di Hongkong Cafe Jln. Sunda No. 5, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (30/10/2018).JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah sejak 2017 lalu sudah memberlakukan Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini bertujuan untuk memberikan keadilan kepada masyarakat dalam memperoleh BBM.

Koordinator BBM Satu Harga Pertamina, Zibali Hisbul Masih mengatakan, pemberlakuan kebijakan ini penuh dengan tantangan dan risiko. Khususnya dalam mendistribusikan pasokan BBM ke wilayah-wilayah yang dinilai ekstrem.

"Ada beberapa moda yang kita gunakan dalam mendistribusikan BBM ini. Darat, laut, dan udara. Ada beberapa wilayah yang ekstrem," kata Zibali dalam warkshop di Hongkong Cafe Jln. Sunda No. 5, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (30/10/2018).

Zibali menuturkan, sebagaian besar wilayah ekstrem untuk pendistribusian BBM satu harga ini berada daerah terluar dan pedalaman. Seperti sejumla kawasan Provinsi Papua dan daerah lain.

Baca juga: Pemerintah Pamer Keberhasilan Implementasi BBM Satu Harga di Papua

"Ini sangat berat dan sagat menantang," ungkapnya.

Ia menyebutkan, salah satu lokasi di wilayah Papua sangat susah dilalui atau diakses jika terjadi hujan dalam pendistribusian BBM. Jalan yang kurang bagus akan berubah menjadi lumpur ketika diguyur hujan. Meskipun demikian, dalam beberapa bulan terakhir pihaknya gencar menerapkan atau merealisasikan BBM satu harga.

"(Selain itu) tatangan penerapan BBM satu harga gangguan cuaca. Kemudian keberadaan pengecer," sebutnya.

Dia mengatakan untuk pengecer, sering membeli BBM dengan jumlah banyak dan menjualnya kembali kepada masyarakat dengan harga yang relatif tinggi. Kondisi ini sering dipermasalahkan warga karena harganya berbeda.

"Perlu pengaturan kepada pengecer untuk dijual kembali. Ada juga soal konflik sosial atau keamanan," ucap dia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun